Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kilauan Cahaya Tersembunyi di Pulau Dewata

2 Agustus 2021   08:39 Diperbarui: 2 Agustus 2021   08:42 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Kuta, Bali (Dokumentasi Pribadi)

Diriwayatkan dalam beberapa sumber yang masyhur, ketika masifnya dakwah Islam masa Walisongo abad ke 15 M, saat itu ada seorang ulama dari Baitul Maqdis yang kita kenal sekarang Palestina, namanya Maulana Utsman Haji atau yang dikenal Sunan Ngudung datang mengarungi samudera sehingga sampai ke Ampel Denta, Surabaya.

Maulana Utsman Haji adalah putra Sultan di Palestina yang bernama Sayyid Fadhal Ali Murtazha yang berhijrah fii sabilillah hingga ke Jawa dan sampailah di Kesultanan Demak dan diangkat menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak.

Maulana Utsman Haji adalah seorang Imam Masjid Agung Demak. Dikarenakan Maulana Utsman Haji ini adalah seorang yang pandai berperang, oleh Maulana Rahmat Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) direkomendasikan kepada raja Majapahit untuk menjadi pelatih tentara Majapahit.

Salim A Fillah (2020) menjelaskan Maulana Utsman Haji berangkat ke Raja Majapahit atas rekomendasi Maulana Rahmat Ali Rahmatullah. Kemudian Maulana Utsman Haji diangkat menjadi pelatih militer tentara kerajaan Majapahit. Hasil didikan Maulana Utsman Haji sangat luar biasa, didikannya menjadi tentara yang hebat semua.

Saat itu diriwayatkan ada seorang raja bawahan dari Majapahit, namanya Raja Kresna Kapakistan dari Kerajaan Gel Gel, yang sekarang di Kabupaten Karang Asem. Dalam kitab yang disebut sejarah Dalem Waturenggong dijelaskan ketika Raja Kresna Kapakistan melakukan kunjungan menghadap Majapahit, dan ketika mau pulang oleh Raja Majapahit dia dikasih hadiah, hadiahnya berupa 60 prajurit terbaik untuk mengawalnya ke Bali dan 60 prajurit terbaik ini dalam sejarah Dalem Waturenggong di Bali disebutkan semuanya nyamaselam, nyama artinya saudara, selam artinya Islam.

Inilah 60 muslim pertama di Bali, prajurit terbaik Majapahit yang dihadiahkan semuanya didikan Maulana Utsman Haji. Dengan riwayat ini dapat dinyatakan sebenarnya Umat Islam di Bali memiliki hutang sejarah dan hutang budi kepada Palestina.

Ba'da shalat maghrib, saya melanjutkan melaksanakan shalat Isya jama takdim secara qashar. Setelah itu baru saya pulang ke rumah saudara dan beristirahat untuk menyiapkan kepulanganku besok pagi.

Sebelum tidur, saya menyempatkan diskusi dengan saudara saya sekeluarga, dan mengucapkan terima kasih atas sambutan dan penerimaan yang baik sehingga saya bisa menyusuri beberapa sudut-sudut kota Gianyar, Badung hingga Denpasar . Ketika kantuk mulai menyerang, saya harus segera tidur dikarenakan besok Shubuh harus segera berangkat ke Bandara untuk mengejar keberangkatan pesawat.

Pukul 03.00 WITA saya segera bangun, ternyata saudara saya sudah menyediakan makanan untukku, meskipun malu malu, karena perut sudah keroncongan akhirnya saya memakan makanan tersebut, setidaknya itu bisa mengurangi kelaparanku sebelum naik pesawat. Setelah selesai, baru saya segera berangkat menuju Bandara Internasional Ngurah Rai International.

Tepat sebelum adzan Shubuh saya sudah sampai di bandara, suasana bandara masih sepi, saya menyempatkan shalat Shubuh di Mushola Bandara. Suasana Bandara Ngurah Rai sangat baik dan bersih, sehingga saya nyaman shalat di musholanya. Ketika saya hanyut dalam dzikir setelah shalat, tak terasa waktu keberangkatan pewasat  segera tiba. Tepat hari itu Selasa (2/7/2019) pukul 06.00 WITA adalah jadwal keberangkatanku. Setelah melewati chek in, saya menunggu take off pesawat di boarding pass.

Sebenarnya tujuan rute waktu itu saya sudah memesan tiket pesawat jauh hari adalah dari Bali ke Bandung, namun karena waktu itu tepat diberlakukannya penerbangan yang tujuan Bandung selain dari Pulau Jawa dipindahkan semuanya ke Bandara Kertajati Majalengka, akhirnya mau tidak mau saya harus rela diturunkan di Majalengka. Tepat pukul 06.00 WITA maskapai yang saya naiki baru saja take off meninggalkan Bandara Ngurah Rai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun