Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Napak Tilas Sejarah Kota Pahlawan di Museum Surabaya (Gedung Siola)

22 Juli 2021   20:04 Diperbarui: 22 Juli 2021   21:17 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Surabaya (Dokumentasi Pribadi)

Shalat li hurmatil waqti ialah shalat yang dilakukan dalam keadaan tidak sempurna (karena tidak memenuhi syarat sah dan rukun) untuk menghormati waktu shalat. Beberapa contoh orang yang shalat li hurmatil waqti, pertama, Orang yang bepergian naik kereta api yang menghabiskan lebih dari dua waktu shalat (misalnya 14 jam perjalanan), dan khawatir ketinggalan saat kereta berhenti di suatu stasiun. Kedua, orang yang habis operasi dan bekas operasinya belum boleh terkena air (masih mengandung najis). Ketiga, pendaki gunung yang pakaiannya terkena najis dan tidak membawa pakaian lain yang suci. Keempat, Orang yang berada di tengah hutan yang tidak bisa wudlu karena air tidak terjangkau dan tidak bisa tayamum karena tanahnya lembab. Kelima, Orang yang ditahan di tempat najis. Keenam, Orang yang tidak bisa menghadap kiblat padahal ia tahu arah kiblat. Masih banyak contoh yang lainnya (Hilmi Abedillah dalam tebuireng.online, 6/1/2018).

Shalat li hurmatil waqti adalah shalat yang sah dan menggugurkan kewajiban. Namun, masih diwajibkan i'adah (mengulangi) setelah keluar dari keadaannya menurut madzhab Syafi'i, sebab udzur yang langka. Jadi, andaikan seseorang meninggal sebelum keluar dari keadaannya, ia sudah tidak punya dosa tanggungan shalat. Karena ini shalat yang sah, maka harus dilakukan semampu mungkin. Bukan berarti saat kita shalat li hurmatil waqti kita bisa menghadap ke mana saja. Selama mampu menghadap kiblat, ya harus menghadap kiblat. Selama mampu bersuci, ya harus bersuci. (Nihayatul Muhtaj, II, 36; V, 15). Shalat li hurmatil waqti merupakan ciri khas Madzhab Syafi'i. Begitu juga dalam pewajiban i'adah (Hilmi Abedillah dalam tebuireng.online, 6/1/2018).

Setelah selesai shalat, perut mulai terasa keroncongan, saya menyempatkan sarapan terlebih dahulu sembari menikmati indahnya suasana pagi di kota yang mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan. Sarapan pagi di Surabaya banyak macamnya, teman-teman bisa menikmati berbagai macam makanan khas Surabaya, namun saat itu saya lebih memilihi makan soto ayam yang ditemani dengan teh manis hangat.

Untuk melakukan perjalanan menelusuri jejak-jejak sejarah perjuangan para pendahulu Nusantara di Surabaya, teman-teman bisa menggunakan berbagai macam alat transportasi. Namun untuk memudahkan perjalanan, biasanya saya lebih memilih memesan transportasi online yang selalu menemani perjalanan ketika mendatangi beberapa kota di Indonesia.

Ini merupakan perjalanan kedua saya menginjakkan kaki di tanah pahlawan, pada kunjungan kali ini saya berencana untuk mengunjungi beberapa titik yang belum saya kunjungi ketika perjalanan pertama ke Surabaya waktu tahun 2018, saat itu saya menyempatkan ke Makam Sunan Ampel, Museum 10 November 1945, Monumen Tugu Pahlawan, Rumah H.O.S Tjokroaminoto dan beberapa tempat sejarah lainnya di Surabaya. Untungnya pagi itu ada pengendara ojek online sangat baik bahkan mengantar saya ke beberapa tempat, karena sebelumnya kami melakukan berbagai macam obrolan dan ternyata pengendara ojek online itu memiliki hobi yang sama sering mendatangi beberapa tempat sejarah ketika berkunjung ke beberapa kota.

Pagi itu akhirnya saya diantarkan ke beberapa titik tempat yang memiliki nilai sejarah perjuangan para pendahulu oleh pengendra ojek online saya diantar ke Museum Galeri Nasional Dr. Soetomo, Penjara Kalisosok tempat dimana KH. Mas Mansur, Ir. Soekarno, W.R. Supratman dan beberapa tokoh lainnya di penjara, Jembatan Merah, Pelabuhan Lama, hingga akhirnya berhenti di Gedung Siola yang didalamnya ada Museum Kota Surabaya.

Museum Dr. Soetomo (Gedung Nasional Indonesia)

Museum Dr. Soetomo adalah museum khusus yang menampilkan riwayat hidup Dr. Soetomo, tokoh pergerakan sekaligus salah satu pendiri organisasi Boedi Oetomo. Diresmikan oleh walikota Surabaya Tri Risma Harini pada November 2017, museum ini bertempat di kompleks Pendopo Gedung Nasinal Indonesia Jalan Bubutan No. 85-87 Kota Surabaya. Museum Dr. Soetomo memiliki 328 koleksi yang berupa alat-alat kesehatan dan juga foto-foto. Selain itu, di sana juga terdapat makam Dr. Soetomo. Fasilitas yang tersedia :Parkir Area -- Publich Space (Pendopo_ - Toilet -- AC (bappeko.surabaya.go.id)

Penjara Kalisosok Surabaya

Penjara Kalisosok adalah bekas penjara yang terletak di kawasan utara Surabaya, Indonesia. Penjara ini dibangun pada masa pendudukan Belanda dan pernah digunakan menjadi tempat penahanan sejumlah tokoh kemerdekaan Indonesia. Gedung ini memang lekat dengan sejarah panjang pejuang kemerdekaan. Gedung yang awalnya loji VOC tersebut disulap Daendels menjadi penjara. Sejumlah tokoh kemerdekaan pernah merasakan kurungan dan siksaan di sini. Di antaranya Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, Ir. Soekarno, WR Soepratman, pencipta lagu Indonesia Raya, lalu KH Mas Mansur, santri KH Hasyim Asyari yang kemudian memimpin persyarikatan Muhammadiyah. Selain menjadi museum, sebagian lahan akan digunakan untuk depo MRT, taman bermain untuk warga Surabaya Utara. Juga akan ada centra ekonomi kreatif dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) (ditjenpas.go.id, 6/8/2014).

Sejak Belanda hengkang dari Indonesia setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Para kolonial tersebut masih menyisakan kisah pilu dari bangunan-bangunan bersejarah termasuk penjara Kalisosok yang berada di Surabaya. Sebuah penjara yang kini dijadikan sebagai cagar budaya tersebut memang tampak tidak terawat, di mana akar berjalar serta tumbuhan menyelimuti kokohnya dinding penjara ini. Semasa aktif dulu, penjara Kalisosok digunakan Belanda untuk menyiksa para pahlawan termasuk Soekarno dan memasukan mereka ke penjara bawah tanah (Tentry Yudvi dalam okezone.com, 18/8/2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun