Saat itu setelah guru saya mengikuti salah satu acara dan biasa diadakan mushafahah, guru saya ini bersalaman dengan Mama KH. Abdullah bin Nuh, kemudian Mama KH. Abdullah bin Nuh mendo'akan guru saya, bahwa suatu saat nanti guru saya akan keliling dunia arab, kemudian do'a tersebut diaminkan oleh guru saya.
Ternyata do'a dari Mama KH. Abdullah bin Nuh kepada guru saya itu kenyataan, saat guru saya terpilih menjadi salah satu Anggota DPR RI, dan saat itu guru saya ada tugas ke dunia arab, barulah saat berada di pesawat guru saya meneteskan air mata, teringat do'a yang disampaikan Mama KH. Abdullah bin Nuh kepadanya. Setelah mendengar cerita itu, waktu itu saya pun meminta do'a kepada beliau, supaya saya diberikan kemudahan dalam semua urusan, salah satunya dimudahkan untuk keliling dunia. Â
Ternyata setiap do'a yang dipanjatkan guru-guru saya akhirnya kenyataan, saya pun bisa merasakan naik pesawat, dan saat berada di angkasa setiap tempat yang dilewati, saya bertafakur kepada Sang Pencipta. Sungguh Maha Besar yang menciptakan alam semesta ini, sungguh makhluk ini sangat kecil, dan bumi pun kecil. Saya pun menyerahkan semua jiwa raga kepada-Nya, karena tidak ada yang tahu saat saya berada di angkasa apa yang akan terjadi, semua sesuatu bisa aja terjadi jika bukan karena diselamatkan oleh-Nya.
Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, akhirnya pesawat bisa lending di Bandara Kuala Lumpur International Airport, Alhamdulillah semua ini berkat karunia Allah SWT. Saat tiba di di bandara dan sedang menunggu untuk istirahat, ada seorang kawan yang meminta izin kepada panitia untuk melaksanakan shalat, dan memang  waktu itu sudah menunjukkan pukul 15.30.
Kawan saya itu seolah mengingatkan saya untuk melaksanakan shalat juga, akhirnya kami pun saling mengajak antara satu dengan yang lainnya, kemudian  kami pun menuju mushola dan menyelenggarakan shalat secara berjama'ah, dari sinilah awal pertemuan saya dengan beberapa kawan lainnya. Â
Dari peristiwa shalat berjama'ah tersebut, kami mulai berkenalan dan saling mengetahui ternyata beberapa kawan saya ini adalah aktivis dakwah juga, terlihat dari mereka ada yang aktif di organisasi dakwah, sebut saja ada sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), ada juga yang aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan tentunya saya sendiri selaku orang yang aktif di Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
Meskipun kami berbeda organisasi dalam melakukan perjuangan, ternyata saat berada di negeri jiran nyatanya kami bisa bersatu dan menanggalkan baju organisasi kami, karena persatuan lebih kami utamakan daripada perpecahan. Oleh karena itu, jangan pernah lelah untuk terus bersatu dan mempersatukan. Bagaimana kelanjutan kisah ini saat berada di negeri Jiran ? Nantikan Catatan Dalam Mengukir Kisah Dari Negeri Jiran dalam tulisan selanjutnya.
*) Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H