Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Anak Pulau

Berjalan di batas samudera

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sumarak Kampuang Halaman

23 Mei 2020   18:04 Diperbarui: 23 Mei 2020   18:02 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hasil rapat memilih saya sebagai ketua Panitia (PHBI), Sekretaris nya Aap. Bendahara Aciak Enggi. Ketika ada yg bertanya apa konsep acara? Saya Jawab. "Sederhana saja, hiburan rakyat. Permainan, perlombaan anak anak dg hadiah ringan. Ditutup dg acara malam hiburan. Melihat lebaran kurang seminggu lagi, kalau dana memadai malam hiburan kita buat acara pakai Orgen. Kalau tidak nanti kita berabab Pasisia diposko pemuda  sambil minum kopi dan makan goreng Ubi"

Dalam hati, saya ingin acara tahun itu meriah. Saya rindu, dan ingin menghadirkan sumarak nagari yang hilang Dua Puluh Tahun Silam.

Saya membayangkan masa kecil yg tidak sabar menunggu hari Raya Idl Fitri. Dalam bayangan saya begitu sumarak nya waktu itu. Sebelum masuk bulan Ramadhan pemuda sdh rapat membentuk panitia PHBI. Semuanya aktif laki laki dan perempuan.

Masih segar diingatan saya. Dulu waktu saya kecil, damping rumah sepulang tarwih pemuda/i latihan Sandiwara/Drama. Saya pernah sbg peran kecil dalam Sandiwara ini. Sbg Rambun Pamenan (Pemeran Utama). Yang melatihnya Nang Isur. Beliau Sekolah di ASKI Padang Panjang.

Dirumah banyak orang latihan menari. Tari Piriang. Tari Lilin. Tari Sapu tangan dan tari payuang. Dan banyak lagi. Pelatih nya Celok Upik (Adik Perempuan Ibu). Celok sekolah di SMKI Padang.  Waktu itu belum banyak orang sekolah ke Padang. Latihan diterangi lampo Strokeng. Listrik Belum masuk.

Saya hapal sekali nama dan wajah senior yg aktif waktu itu. Semuanya aktif, laki dan perempuan. Bergotong royong. Bersuka cita. Menyambut hari raya.

Setelah Shalat ID. sering saya terlibat menikmati perlombaan anak seumuran saya. Lomba makan kerupuk. Pacu karung. Tarik tambang. Membawa bola Pingpong diatas sendok sambil berjalan. Sbg hadiah kami mendapat buku tulis. Buku leces dan pensil. He, he. Pokoknya Seru masa itu.

Malam nya  masyarakat dari ujung ke ujung berkumpul menyaksikan tari tarian,  Sandiwara. Dan permainan lainnya.

Untuk membuat pentas pertunjukan ini dilakukan secara gotong royong oleh pemuda. Semuanya ikut sibuk mulai dari mencari kayu sampai pentas berdiri dan dihias.

Biasanya malam puncak ada pertunjukan BAND. Setiap desa pemuda berlomba Charter BAND ternama. Terbaik. Yang Sering main di kampung waktu itu. BAND Ganto Minang. Terakhir BAND Mandala.

Sumarak, keseruan, Suka Cita inilah yg  di tunggu tggu di hari raya. Bayangan inilah yg membuat orang di rantau yg membuat rindu dg kampung halaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun