Mohon tunggu...
Rahayu Nur Hidayah
Rahayu Nur Hidayah Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya orang bertipe INFP

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Tukang Parkir Juga Korupsi

29 Desember 2017   13:25 Diperbarui: 29 Desember 2017   13:35 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hendaknya dari pemerintah sendiri selalu tegas. Memang banyak sekali tukang parkir, tapi bukankah itu memang sudah jadi tanggung jawab pemerintah? Aku yakin yang punya pengalaman tidak enak dengan tukang parkir bukan hanya aku. Selain itu, beri papan dengan tulisan besar-besar tentang tarif parkir. Sebenarnya banyak orang yang aku yakin nggrundel dalam hati, cuma tidak mau ribut dengan tukang parkir lalu akhirnya mengalah.

Koruptor bukan hanya tukang parkir. Pegawai pemerintah ada juga, seperti polisi yang minta dibuatkan surat kehilangan atau pegawai desa yang dimintai pembuatan surat. Ketika kita bilang, "Berapa, Pak?" jawabnya "Seikhlasnya." Ini jelas bukti kalau tidak ada tarif resminya. Tapi aku pernah dengar kalau praktik pungli begini sudah dihapuskan. Ternyata memang benar. Sudah kubuktikan. Jadi aku nggak bakal bayar atau tanya berapa tarifnya kalau orangnya sendiri tidak minta. Tahu ini rasanya lega.

MINTA KARCIS

Kalau aku yang sudah diberi karcis saja masih berani melakukan penipuan (atau juga pemerasan?) apalagi kalau tidak diberi karcis? Jadi kalau parkir, harusnya minta karcis. Karcis yang baru, bukan yang sudah ditekuk apalagi lecek (aku dulu pernah nerima karcis yang lecek banget!). Kalau karcisnya penampakannya seperti itu, bisa dipastikan itu karcis 'malak' dari orang yang sudah parkir sebelumnya. Seharusnya kan sesudah parkir karcis harus dirobek, agar tidak bisa dipakai lagi oleh tukang parkir. Kalau harusnya dengan satu karcis uang yang masuk seribu, dengan dipakai lagi bisa menghasilkan dua ribu, tiga ribu, dan seterusnya.

Jadi tipsnya, mintalah karcis parkir. Lalu bayar sesuai tarif yang tertulis. Jangan beri karcis pada tukang parkir. Kalau tetap dipaksa, robek aja karcis itu di depan mukanya. Hehe...

PENIPU SEKALIGUS PENGECUT

Orang-orang seperti itu, sudah penipu, pengecut lagi. Mungkin memang sudah paket komplit kali ya. Penjahat ya pengecut. Orang takut karena salah. Harusnya jika dia merasa benar, ya jelaskan dong aku salahnya dimana. Sudah ketahuan salah, yang keluar dari mulutnya cuma umpatan, lalu ngeloyor pergi. Itu laki-laki apa tempe ya?

Kalaupun diajak adu argumen aku nggak takut, karena aku nggak salah. Kalau masih nyolot, bakal kubawa dia ke DPRD (ada di sampingnya Dispenduk!) tapi karcisku sudah keburu direbut adik dan aku yakin penipu itu bakalan takut dan menolak kalau harus ke DPRD.

Karena itulah aku salut sama tukang parkir yang benar-benar bertanggung jawab, yang aku sendiri lupa pernah aku jumpai atau tidak.

Aku sudah mengadukan hal ini lewat internet. Jika ada yang mau mengadu, bertanya, saran tentang layanan di Gresik, bisa isi form pengaduan di sini

Artikel ini juga dimuat di blog pribadi saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun