Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gaji, Penghormatan, dan Prestise Dunia Pendidikan Vs Hiburan

8 Januari 2020   03:17 Diperbarui: 9 Januari 2020   17:48 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menikmati pencapaian. (sumber: pixabay.com)

Tidak jarang mereka yang terkenal itu sepertinya tidak punya kehidupan pribadi. Banyak orang ingin tahu tentang apa yang sedang dilakukannya.

Mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan tidak akan pernah punya pengikut kecuali ada karya fenomenal yang dikenal luas, misalnya mencetuskan metode baru yang terbukti efektif. Namun, itu pun sebatas lingkungan tertentu saja. 

Cakupannya masih kurang luas dibandingkan mereka yang bekerja di dunia industri dan berada di depan layar. 

Tidak banyak media yang akan mengulas berita seperti itu berulang-ulang dalam waktu lama sehingga banyak orang mengenalnya.

Dunia pendidikan vs. dunia hiburan
Ada fenomena unik yang saya perhatikan di Indonesia. Orang berusaha mencari sekolah yang murah, bila perlu gratis, tetapi menuntut kualitas pendidikan yang bagus.

Pada saat yang sama, orang rela mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menghibur dirinya, asalkan hiburan itu sesuatu yang berkualitas bagus. Sebuah kontradiksi bukan?

Dunia pendidikan berorientasi pada masa depan, sedang dunia hiburan berorientasi pada masa kini. Hasil pendidikan yang dijalani saat ini baru bisa dinikmati beberapa tahun atau dekade ke depan. Proses yang mendewasakan (baca: penuh tantangan) tidak akan serta merta terlihat saat itu juga.

Sebaliknya dunia hiburan berorientasi pada masa kini. Orang membuat lagu untuk dinyanyikan dan ditampilkan saat ini juga. Film diproduksi untuk ditayangkan sesegera mungkin.

ilustrasi menghargai. (pixabay.com)
ilustrasi menghargai. (pixabay.com)
Perbedaan cara orang Indonesia mengapresiasi pelaku di dua dunia ini sebenarnya terjadi karena orientasi dan hasil. Disadari atau tidak, orientasi orang Indonesia masih pada masa kini; yang penting sekarang happy, besok atau lusa atau minggu depan kita pikir lagi. 

Oleh karena dunia hiburan memberikan dampak langsung yang bisa dirasakan, maka banyak orang lebih memperhatikannya. Hal ini membuat banyak orang lebih menghargai dunia hiburan.

Hampir setiap kita pernah sekolah dan mengenal betapa besar tantangan menjadi guru. Namun, hanya sebagian kecil di antara kita yang pernah terlibat di dunia hiburan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun