Tidak jarang mereka yang terkenal itu sepertinya tidak punya kehidupan pribadi. Banyak orang ingin tahu tentang apa yang sedang dilakukannya.
Mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan tidak akan pernah punya pengikut kecuali ada karya fenomenal yang dikenal luas, misalnya mencetuskan metode baru yang terbukti efektif. Namun, itu pun sebatas lingkungan tertentu saja.Â
Cakupannya masih kurang luas dibandingkan mereka yang bekerja di dunia industri dan berada di depan layar.Â
Tidak banyak media yang akan mengulas berita seperti itu berulang-ulang dalam waktu lama sehingga banyak orang mengenalnya.
Dunia pendidikan vs. dunia hiburan
Ada fenomena unik yang saya perhatikan di Indonesia. Orang berusaha mencari sekolah yang murah, bila perlu gratis, tetapi menuntut kualitas pendidikan yang bagus.
Pada saat yang sama, orang rela mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menghibur dirinya, asalkan hiburan itu sesuatu yang berkualitas bagus. Sebuah kontradiksi bukan?
Dunia pendidikan berorientasi pada masa depan, sedang dunia hiburan berorientasi pada masa kini. Hasil pendidikan yang dijalani saat ini baru bisa dinikmati beberapa tahun atau dekade ke depan. Proses yang mendewasakan (baca: penuh tantangan) tidak akan serta merta terlihat saat itu juga.
Sebaliknya dunia hiburan berorientasi pada masa kini. Orang membuat lagu untuk dinyanyikan dan ditampilkan saat ini juga. Film diproduksi untuk ditayangkan sesegera mungkin.
Oleh karena dunia hiburan memberikan dampak langsung yang bisa dirasakan, maka banyak orang lebih memperhatikannya. Hal ini membuat banyak orang lebih menghargai dunia hiburan.
Hampir setiap kita pernah sekolah dan mengenal betapa besar tantangan menjadi guru. Namun, hanya sebagian kecil di antara kita yang pernah terlibat di dunia hiburan.Â