Kalau dicari di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah ini tidak ditemukan. Istilah terdekat yang saya temukan adalah REMEDIASI.Â
Apakah Anda menemukan perbedaanya? Menurut KBBI, REMEDIASI adalah tindakan atau proses penyembuhan. Saya tidak tahu mengapa KBBI tidak memasukkan kata REMIDIASI padahal istilah ini sudah bertahun-tahun ada dan dipraktekkan di dunia sekolah.
Menurut hemat saya, pemberian kesempatan untuk ujian ulang ketika ujian sebelumnya gagal tidak menjadi hak semua siswa. Kita bisa bedebat panjang tentang hal ini, tetapi saya punya argumen yang kuat yang melatarbelakanginya.
Ketika REMIDI menjadi hak semua siswa, maka siswa tidak pernah diajar untuk bertanggung jawab dalam ujiannya. Siswa akan merasa punya "ban cadangan" bahkan ketika ujian belum dilaksanakan.Â
Dengan demikian, siswa tidak mempersiapkan dirinya dengan baik dan bertanggung jawab. Siswa tidak diajar untuk menghargai hal-hal yang bisa terjadi sekali seumur hidup (baca: once in a lifetime). Bukankah ini hal yang jauh lebih penting dari sekedar nilai SKM?
Bagaimana sekolah memperlakukan siswa yang akan mengikuti REMIDI? Para siswa ini dikumpulkan di kelas dan melakukan latihan soal sebelum REMIDI.Â
Sebenarnya, ini sah-sah saja, tetapi ketika soal yang dilatihkan itu punya kemiripan yang sangat tinggi dengan soal yang akan dipakai dalam REMIDI, bukankah ada sesuatu yang aneh?Â
Siswa REMIDI hanya tinggal mengulang sesuatu yang baru saja dipelajari tanpa ada pengendapan sebagai bagian dalam proses belajar. Akibatnya, tidak ada hal mereka pelajari sama sekali, karena tujuan kegiatan tersebut hanyalah mencapai batas SKM.
Seharusnya, siswa diminta untuk mempersiapkan diri secara mandiri. Jika ada kesulitan, guru akan berdiri sebagai penopang. Dengan model yang dilakukan selama ini, sepertinya REMIDI adalah tanggung jawab sekolah, bukan siswa.
Lalu, ketika mereka berhasil mencapai SKM yang ditentukan, apakah ada perbedaan dengan nilai siswa yang diraih tanpa REMIDI? Menurut saya, seharusnya ada bedanya! Memberikan nilai yang sama kepada semua siswa tanpa peduli dengan REMIDI menambah daftar panjang kegagalan sekolah mengajarkan tanggung jawab kepada siswanya.