Dilihat dari segi  etimologi, kata politik berasal dari bahasa Yunani polis yang berartikan kota yang berstatus negara kota (city state). Karena pada zaman Yunani orang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya guna mencapai kesejahteraan, sehingga politik yang berkembang pada zaman tersebut dapat dikatakan sebagai proses interaksi antara individu satu dengan individu lain untuk mencapai kebaikan bersama.[3Â
Apabila dilihat dari kacamata sosiologi, politik merupakan suatu aspek yang terdapat dalam suatu negara yangmana kehidupan politik juga disebut sebagai kehidupan politik yang berhubungan dengan filsafat yang dilihat dari masa ke masa sebagai bahan untuk memperoleh pola ulangan yang dapat dijadikan sebagai evaluasi dalam menentukan proyeksi di masa yang akan datang. Dalam pengertian ini, masalah etika menjadi poin utama yang berhubungan dengan nilai dan norma baik atau buruk, tindakan atau adil tidak adilnya seseorang dalam berpolitik. Dalam politik ini diperlukannya seorang pemimpin untuk membantu mencapai tujuan bersama dan untuk menjamin kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat kepadanya. Tujuan tersebut digunakan untuk memperoleh prioritas dalam rangka melaksanakan kebijakan yang ada. Sehingga proses politik yang ada merupakan seperangkat kekuasaan dan kewenangan dalam bingkai kerja sama dalam kegiatan berpolitik.[4]
Dakwah Politik Dan Politik Dakwah
Dakwah politik merupakan kegiatan penggerakan dakwah yangmana dilakukan dengan memanfaatkan sebuah kekuasaan yang ada. Pada pelaku dakwah mendakwahkan ajaran agama islam dengan harapan untuk islam dijadikan sebagai ideologi utama dalam kehidupan bernegara, juga digunakan sebagai acuan kebijakan pemeritah yangmana nantinya ajaran islam sebagai landasan kehidupan bernegara dengan segala toleransi yang ada dan mengedepankan kebaikan dan keadilan diatas kepentingan individu ataupun kelompok kecil. Dan dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dakwah politik yakni kegiatan berdakwah yangmana dilakukan dengan tujuan untuk menwujudkan negara yang berdasarkan ajaran agama islam dan ajaran islam juga diharapkan untuk diterapkan oleh para pelaku politik dari tingkat bawah sampai kepada tingkatan paling tinggi.
Segala aspek kehidupan yang ada di dunia ini telah ditunjukkan dalam Al-quran dan Hadits seperti aqidah akhlak manusia dan ibadah manusia. Adapun politik juga termasuk kedalam aspek ibadah yangmana di dalamnya mengatur suatu hubungan dari bentuk terkecil yakni idividu sampai kepada hubungan tentang segala peraturas pemerintahan yang ada. Oleh karena itu, jika membahas mengenai politik dewasa ini, maka dapat diperolleh bahwa politik sendiri telah di praktekkan sejak awal pemerintahan islam yaitu pada masa nabi Muhammad saw beserta para sahabat yang telah membentuk sistem pemerintahan hingga pada mendirikan negara islam di Madinah.[5]
Dari pemahaman tersebut dapat diyakini bahwa politik pada dasarnya adalah sebuah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dakwah sendiri. Karena kegiatan dakwah politik tentunya menjadi pendukung tertatanya sebuah pemerintahan dimana politik sendiri yang berarti kepada kekuasaan dan bagaimana kekuasaan tersebut digunakan. Disamping itu juga terdapat pengertian secara sederhana yangmana politik merupakan tata cara dan proses pengelolaan dalam ranah kepemerintahan yang didukung dengan adanya dakwah politik sehingga seorang awam pun mampu mengetahui makna politik sendiri dan mampu mengimplementasikan di kehidupannya dalam berpolitik.
Dakwah dan politik tentu saling memiliki keterhubungan, karena dari keduanya akan membentuk suatu sstem pemerintahan yang baik. Hubungan dari dakwah dengan politik sebagai ciri khas sebuah kekuasaan yaitu akan sangat membantu kegiatan dakwah dan mempercepat tercapainya tujuan dari dakwah tersebut. Hal ini dibuktikan pada masa pemerintahan nabi Muhammad saw, para sahabat, serta para tabi'in yangmana mereka menggunakan kekuasaan dan memanfaatkannya dalam memperluas ajaran agama islam. Sehingga hal ini membuktikan dengan adanya suatu kekuasaan, maka akan terasa sulit dalam melakukan kegiatan dakwah karena terkendala banyaknya sifat manusia yang ada.Â
Para pelaku dakwah yang telah memasuki ranah politik tentu harus memperhatikan prinsip dakwah politik yang telah ditunjukkan di dalam Al-quran dan Hadits dan diserta dengan prinsip politik islam sekaligus.[6] Sehingga apabila terdapat guncangan atau tantangan dalam kegiatan dakwah politik tentunya mencari solusi dari permasalahan tersebut melalui prinsip-prinsip yang telah ditetapkan, juga untuk membentuk individu sebagai seorang yang teguh dan tidak dapat dioyahkan hanya karena permasalahan kecil yang hanya akan menjadi bibit perpecahan.
Apabila diperhatikan melalui Al-quran dan Hadits maka akan diketahui bahwa sesungguhnya dakwah memiliki tempat istimewa yaitu pada posisi utama, sentral, strategis, dan juga menentukan. Keindahan dan kesesuaian dalam islam ini didukung dengan adanya perkembangan zaman, karena baik dalam sejarahnya maupun praktiknya sangat ditentukan oleh kegiatan dakwah itu dan dilakukan oleh pelaku dakwah. sehingga pada hakikatnya dakwah merupakan aktualisasi imani yang telah dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia yang beriman dalam bidang sosial kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi orang lain dalam hal berpikir, merasakan, bersikap, dan bertindak.[7]
Dalam konteks dakwah politik, maka yang berada pada garis terdepan sebagai pelaksana dakwah sensiri adalah pihak yang telah mempunyai power kekuasaan , sehingga secara konkrit maka akan terlaksanakannya nilai-nilia islam dalam kehidupan masyarakat dakam berpolitik. Sehingga berdasarkan pada uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dakwah dan politik adalah dua unsur yang tidak dapat dipisahkan baik dai segi nilai, kegiatan, dan juga norma. Karena pada dasarnya prinsip dakwah politik telah diuraikan dalam Al-quran dan hadits sehingga mencerminkan politik islam itu sendiri.
Oleh karena politik merupakan suatu bagian dari alat dakwah maka juga terdapat berbagai aturan yang harusnya ditaati seperti halnya tidak boleh ada pemaksaan atau kekerasan dalam berdakwah, dakwah tidak boleh meyesatkan atau mengubah kebenaran dan fakta, juga tidak diperkenankan dengan menggunakan induksi psikotropik untuk mengelabui para mad'u. Karena kejujuran dan rasa tanggung jawab serta adanya keberanian dalam mengatakan bahwa "yang benar adalah benar dan yang salah adalah yang salah" tersebut adalah salah satu ciri berpolitik dan berfungsi menjadi sarana dalam kegiatan dakwah.