Mohon tunggu...
Hesti Edityo
Hesti Edityo Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Seorang ibu dari 4 lelaki dan seorang guru Fisika yang menyukai sastra. hestidwie.wordpress.com | hesti-dwie.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[MPK] Merangkai Untaian Mimpi #2

10 Juni 2011   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan pertama di Amerika berjalan dengan penuh tantangan bagi Ruminah. Pengenalan lingkungan sekitar, penguasaan jalan-jalan utama, upaya memperlancar bahasa Inggris dan seabrek-abrek kegiatan adaptasi lainnya. Belum lagi kewajibannya mengasuh dan menjaga Vio. Semuanya itu dijalani Ruminah dengan penuh rasa syukur. Mbak Indah sendiri sudah memulai studi S2-nya dan suaminya juga jarang di rumah, maklum ia termasuk jajaran managerial di perusahaan barunya itu. Sehingga tak jarang hari-hari Ruminah dijalani sendiri hanya dengan si kecil Vio.

"Hi, what's up?" Sebuah suara berat itu menggelegar bagaikan petir yang menyambar tepat di telinga Ruminah. Sambil terlonjak dari duduknya, Ruminah seketika berdiri dan menatap tajam. Ada perasaan takut di wajahnya. Ia melihat sosok pemuda bule yang tepat berdiri di depan teras. Perlahan Ruminah berusaha menenangkan diri.

"Yes, I'm doing fine...who are you mister?" ucap Ruminah sediki tergagap, ragu.

"Please don't call me mister!  I'm John your neighbour up stairs..." Anak muda itu menimpali sambil menunjuk-nunjuk keatas. Rupanya John adalah tetangga yang tinggal di lantai dua apartemen itu.  Model apartemen di seputaran kota Edison rata-rata saling berdempetan dan tanpa pagar pembatas. Ciri khas downtown.

"Where you came from? I mean your nationality?"  Entah sekedar berbasa-basi atau tidak pemuda tampan itu mencoba menjalin percangkapan lebih lama dengan Ruminah.

"Oh, I'm from Indonesia." Masih dengan sedikit ragu Ruminah menjawab pertanyaan John.

"Oh, wow, I know Indonesia...I know Bali as well!" Panjang lebar John menceritakan bahwa ia sudah 3 kali mengunjungi Indonesia. Tepatnya Bali. John juga bercerita tentang masakan-masakan Indonesia yang bercita rasa pedas, yang menurut John memiliki sensasi tersendiri.

Ruminah mengangguk-angguk dan  tersenyum renyah. Sepertinya John tipe orang yang ramah. "Yeah...you're very good mister if you love Indonesia. Because my country is so great!" seru Ruminah. Percakapan diantara mereka berdua pun semakin akrab.

Kembali John menegur, "Come on....I said stop calling me "mister", I'm John, remember?"

Dengan senyum tipis Ruminah membalas "Oh OK, sorry mister...Oops, I mean John!"

Ruminah senang, ia sudah punya teman pertama di Amerika. Yang bisa diajak ngobrol dan tahu banyak tentang Indonesia. Hari-hari yang biasanya hanya diwarnai dengan kegiatan beres-beres rumah, memasak dan mengasuh Vio, kini sedikit  berbeda semenjak mengenal John.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun