Negara-negara ASEAN perlu mempersiapkan transisi ke kendaraan listrik dengan baik, atau akan kehilangan waktu, energi, dan sumber daya berharga untuk mengejar ketertinggalan. Namun, hasil ini tidak mewakili seluruh populasi secara keseluruhan karena hanya didasarkan pada 28 responden. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang lebih reliabel dan akurat di masa depan, diperlukan sampel yang lebih besar agar semua subkelompok di ASEAN terwakili.
Masa depan kendaraan listrik
Masa depan kendaraan listrik di ASEAN menunjukkan potensi yang sangat menjanjikan. Sebagai blok ekonomi yang terdiri dari sepuluh negara anggota, ASEAN memiliki kesempatan untuk mengadopsi kendaraan listrik dan mempromosikan mobilitas berkelanjutan di wilayah ini.
Momentum KTT ASEAN tahun 2023 memicu negara-negara ASEAN untuk ikut mengembangkan EV untuk tahun-tahun mendatang. Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapore menjadi negara yang sedang membangun infrastruktur EV dan mencoba memproduksi EV secara massal agar dapat memenuhi permintaan pasar.
Walaupun banyak tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN dalam mengimplementasikan EV seperti mahalnya biaya adopsi, kurangnya infrastruktur, dan jarak tempuh yang rendah akan mampu terselesaikan seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, cepat atau lambat dengan keadaan lingkungan yang semakin memburuk, berkembangnya penelitian tentang EV, dan regulasi pemerintah akan EV akan memaksa masyarakat untuk shifting dari kendaraan konvensional ke Electric Vehicle (EV).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H