Penguatan dibidang keamanan kawasan, kesehatan, dan ekonomi diharapkan menjadi tonggak dalam menjadikan ASEAN sebagai episentrum ekonomi dunia. Ditengah ketidakpastian geopolitik dunia, ASEAN dirasa cukup kondusif untuk mengambil kesempatan dan mencari celah agar menjadi episentrum ekonomi dunia.
Jika kita melihat negara kawasan yang lain, Uni Eropa sedang  tidak stabil dengan adanya konflik rusia ukraina. Konflik Rusia-Ukraina menyebabkan supply pangan dan energi terbatas sehingga kegiatan ekonomi Uni Eropa hampir memasuki masa resesi.
Economic Outlook yang dikeluarkan oleh Standard Chartered Global Focus menyebutkan bahwa Kawasan Eropa dan Amerika akan mencapai titik resesi pada tahun 2023. Lebih lanjut, Bank Dunia meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa sebesar 0,0% atau tidak bertumbuh sama sekali.
Kawasan mitra terbesar Uni Eropa yaitu Benua Amerika Utara dan Amerika Selatan juga mengalami hal yang serupa. Amerika Serikat terancam tidak mampu membayar hutangnya dan Argentina yang sedang mengalami Hyper Inflasi. Â Sebagai gambaran, Amerika Serikat dan Argentina adalah negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa perokonomian kawasan di benua Amerika Utara dan Selatan sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Hal yang serupa juga dialami oleh kawasan Timur Tengah dan Afrika. Perang dan konflik yang berlangsung bertahun-tahun sejak Arab Spring dan banyaknya kudeta pemerintahan di Afrika menyebabkan kondisi ekonomi di kawasan tersebut menjadi tidak stabil. Khusu timur tengah, perang dingin antara Arab Saudi dan Iran menjadi konflik tanpa ujung yang di perparah dengan proxy war antar keduanya.
Contohnya, ketika Iran mendukung kelompok separatis Houthi dan Saudi mendukung pemerintahan di konflik Yaman. Contoh lainnya adalah konflik di Syiria, Saudi mendukung kelompok separatis Syiria sedangkan Iran mendukung pemerintahan Bashar Al-Ashad. Terjadinya proxy war ini tentu menggangu kegiatan ekonomi kawasan Timur Tengah.
Dalam konteks tetangga ASEAN, Kawasan Asia Selatan sedang memanas karena tensi antara India dan Pakistan yang semakin tinggi. Apalagi ketika rudal India salah sasaran dan meledak di kawasan Pakistan.
Tensi ini terjadi karena perebutan wilayah Kashmir dan Pemerintah India yang mendiskriminasikan umat muslim di negaranya. Belum lagi konflik antara India dan China dalam memperebutkan wilayah di pegunungan Himalaya.
China memang sedang memegang kuasa di wilayah kawasan Asia. Banyak negara yang terlibat konflik dengan China karena beberapa alasan. Konflik China dengan hongkong dan taiwan memanas karena China ingin mengintegrasikan 2 negara kecil tersebut kedalam negaranya.
Adapun Konflik China dengan negara-negara ASEAN terjadi Ketika China secara sepihak mengakui laut China selatan sebagai bagian dari negaranya berdasarkan Nine Dash Line buatannya. Tentunya konflik ini sedikit banyak akan menggangu perekonomian negara kawasan di sekitar China.
Dengan tidak stabilnya kawasan di sekitar ASEAN, dapat menjadi momentum bagi ASEAN untuk menjadi Epicentrum of Growth. Peran Indonesia sebagai leader seharusnya mampu untuk mensinergikan kepentingan negara-negara ASEAN dan menciptakan Management Supply Chain yang sempurna untuk project bersama yang dijalankan.