Mohon tunggu...
Hesti CS
Hesti CS Mohon Tunggu... Lainnya - Bank Indonesia

Analis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah ASEAN Mampu Menjadi Episentrum Ekonomi Dunia

31 Mei 2023   20:35 Diperbarui: 1 Juni 2023   16:59 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

           

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2023 telah diselenggarakan di Labuhan Bajo, 9 - 11 Mei 2023. Indonesia sebagai tuan rumah sukses menyelenggarakan acara tersebut dengan lancar dan memperoleh kesepakatan bersama antar negara ASEAN. Adapun kesepakatan yang dimaksud meliputi:

1.   ASEAN Leader's Statement on the development of the ASEAN Community's Post-2025 Vision

Pada tahun 2017 saat KTT ASEAN di Filipina, Negara-negara ASEAN sepakat untuk mencapai visi bersama melalui ASEAN Vision. Kesepatan ini bertujuan untuk menjadikan ASEAN menjadi komunitas yang tangguh dengan kapasitas yang selalu di tingkatkan untuk merespon segala tantangan secara efektif, memiliki pandangan terhadap komunitas global, serta mempertahankan ASEAN secara terpusat. Oleh karena itu, KTT tahun 2023 merevitalisasi peran ASEAN agar tetap mengacu pada ASEAN Vision melalui ASEAN Matter : Epicentrum of Growth.

2.  ASEAN Leader's Statement on Strenghtening ASEAN'S Capacity and Institutional Effectiveness

Para Pemimpin ASEAN sepakat mengenai Peningkatan Kapasitas dan Efektivitas Institusional ASEAN. Berdasarkan deklarasi ini, para pemimpin negara anggota ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing ASEAN dalam menghadapi tantangan dan peluang global.

3.   ASEAN Leader's Declaration on Combating Trafficking in Persons Caused by the Abused of Technology

Para Pemimpin ASEAN sepakat untuk memerangi Perdagangan Orang yang Disebabkan oleh Penyalahgunaan Teknologi. Hal ini merupakan upaya Anggota ASEAN dalam mengatasi tantangan baru terkait perdagangan orang yang disebabkan oleh perkembangan teknologi dan internet.

4.  ASEAN Leader's Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem 

Para Pemimpin ASEAN sepakat untuk Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik Regional. Hal ini merupakan sebuah komitmen bersama para pemimpin negara ASEAN untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik di wilayah ASEAN dan membangun ekosistem yang mendukungnya.

5.  ASEAN Leader's Declaration on Advancing Regional Payment Connectivity and Promoting Local Currecy Transaction 

Para Pemimpin ASEAN sepakat untuk Meningkatkan Konektivitas Pembayaran Regional dan Mendorong Transaksi Mata Uang Lokal. Hal ini  merupakan sebuah komitmen para pemimpin negara ASEAN untuk memperkuat konektivitas pembayaran di wilayah ASEAN dan mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi ekonomi di antara negara-negara anggota ASEAN.

6.  ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers and Family Members in Crisis Situation 

Para Pemimpin ASEAN sepakat untuk melindungi Pekerja Migran dan Anggota Keluarga Mereka dalam Situasi Krisis terutama dalam krisis politik di Myanmar. Hal ini merupakan sebuah komitmen bersama para pemimpin negara ASEAN untuk melindungi hak-hak pekerja migran dan anggota keluarga mereka yang berada dalam situasi krisis di wilayah ASEAN.

7.  ASEAN Declaration on Placement and Protection of Migrant Fishers

Para Pemimpin ASEAN sepakat untuk Penempatan dan Perlindungan Nelayan Migran. Hal ini merupakan sebuah komitmen bersama para pemimpin negara ASEAN untuk melindungi hak-hak nelayan migran dan meningkatkan perlindungan mereka dalam pekerjaan mereka di sektor perikanan di wilayah ASEAN.

8.  ASEAN Leader's Declaration on One Health Initiative 

Para Pemimpin ASEAN sepakat atas Inisiatif One Health. Inisiasi ini adalah sebuah komitmen bersama para pemimpin negara ASEAN untuk mengembangkan dan mengimplementasikan pendekatan One Health dalam upaya pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan penyakit transmisi hewan, manusia, dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan manusia di wilayah ASEAN.

9.  ASEAN Leader's Join Statement on Establishment of an ASEAN Vilages Network 

Para Pemimpin ASEAN sepakat untuk Pendirian Jaringan Desa ASEAN. Konsep ini merupakan inisiatif yang bertujuan untuk memperkuat kemitraan dan kerja sama antara desa-desa di negara-negara ASEAN, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan di wilayah ASEAN.

Dari 9 deklarasi yang dipublikasikan melalui media sosial ASEAN, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 3 aspek yaitu keamanan, kesehatan, dan ekonomi.

Dalam aspek keamanan, pentingnya keamanan regional yang harus dijaga oleh negara-negara ASEAN agar terhindar dari kasus penembakan, penangkapan, dan kriminalisasi masyarakat sipil akibat adanya konflik politik. Krisis politik di Myanmar menyebabkan 171 korban meninggal karena serangan udara pemerintah.

Selama tahun 2021-2023, tercatat Konflik Myanmar telah menewaskan sekitar 3.200 orang akibat tindakan keras Junta Militer terhadap masyarakat yang berunjuk rasa.

Tentunya perilaku pemerintah Myanmar telah melanggar Hak Asasi Manusia sehingga negara-negara ASEAN sepakat untuk tidak mengundang Myanmar dalam KTT tahun 2023 di Labuhan Bajo.

Tanpa adanya keamanan, aktivitas ekonomi tidak berjalan maksimal. Pentingnya keamanan kawasan untuk menjaga kondusifitas dan stabilitas antar negara. Semakin kondusif dan stabil hubungan antar negara, maka akan semakin mudah perdagangan dan aktivitas ekonomi lainnya untuk berkembang dan menguntungkan kedua belah pihak.

Aspek kesehatan menunjukkan bahwa keseriusan negara-negara ASEAN untuk fokus mengidentifikasi Patogen Zoonosis sebagai ancaman kesehatan di masa depan. Patogen yang menyebabkan penyakit zoonosis dapat berbentuk bakteri, virus, atau parasit, dan mungkin juga melibatkan agen nonkonvensional.

Penularan penyakit zoonosis tersebut dapat terjadi melalui beberapa cara, seperti kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, atau melalui makanan, air, atau lingkungan yang terkontaminasi oleh patogen tersebut.

Dalam aspek Ekonomi, Negara-negara ASEAN sangat serius untuk mewujudkan Zona ASEAN menjadi episentrum ekonomi dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 600 juta jiwa, ASEAN Sangat mungkin untuk menjadi episentrum ekonomi dunia.

Adapun program yang diluncurkan antara lain pengembangan kendaraan listrik dan integrasi sistem pembayaran. Pengembangan kendaraan listrik harus dikembangkan bersama dalam sebuah Management Supply Chain yang bagus sehingga cost menjadi efisien.

Pentingnya Management Supply Chain harus menghadapi beberapa tantangan seperti ego antar negara yang ingin mengembangankan kendaraan listriknya sendiri tanpa melibatkan negara-negara ASEAN yang lainnya.

Sedangkan integrasi sistem pembayaran dimulai dari pengenalan sistem pembayaran yang berterima umum untuk seluruh negara ASEAN seperti QRIS. Selain itu, negara-negara ASEAN harus memulai untuk mengurangi ketergantungan terhadap US Dollar ditengah buruknya ekonomi Amerika Serikat.

Namun solusi ini mengalami kendala bahwa tidak semua negara ASEAN memiliki infrastruktur yang baik. Tidak meratanya infrastruktur menjadi permasalahan yang kompleks ditengah dinamika geopolitik di ASEAN. 

Penguatan dibidang keamanan kawasan, kesehatan, dan ekonomi diharapkan menjadi tonggak dalam menjadikan ASEAN sebagai episentrum ekonomi dunia. Ditengah ketidakpastian geopolitik dunia, ASEAN dirasa cukup kondusif untuk mengambil kesempatan dan mencari celah agar menjadi episentrum ekonomi dunia.

Jika kita melihat negara kawasan yang lain, Uni Eropa sedang  tidak stabil dengan adanya konflik rusia ukraina. Konflik Rusia-Ukraina menyebabkan supply pangan dan energi terbatas sehingga kegiatan ekonomi Uni Eropa hampir memasuki masa resesi.

Economic Outlook yang dikeluarkan oleh Standard Chartered Global Focus menyebutkan bahwa Kawasan Eropa dan Amerika akan mencapai titik resesi pada tahun 2023. Lebih lanjut, Bank Dunia meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa sebesar 0,0% atau tidak bertumbuh sama sekali.

Kawasan mitra terbesar Uni Eropa yaitu Benua Amerika Utara dan Amerika Selatan juga mengalami hal yang serupa. Amerika Serikat terancam tidak mampu membayar hutangnya dan Argentina yang sedang mengalami Hyper Inflasi.  Sebagai gambaran, Amerika Serikat dan Argentina adalah negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa perokonomian kawasan di benua Amerika Utara dan Selatan sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Hal yang serupa juga dialami oleh kawasan Timur Tengah dan Afrika. Perang dan konflik yang berlangsung bertahun-tahun sejak Arab Spring dan banyaknya kudeta pemerintahan di Afrika menyebabkan kondisi ekonomi di kawasan tersebut menjadi tidak stabil. Khusu timur tengah, perang dingin antara Arab Saudi dan Iran menjadi konflik tanpa ujung yang di perparah dengan proxy war antar keduanya.

Contohnya, ketika Iran mendukung kelompok separatis Houthi dan Saudi mendukung pemerintahan di konflik Yaman. Contoh lainnya adalah konflik di Syiria, Saudi mendukung kelompok separatis Syiria sedangkan Iran mendukung pemerintahan Bashar Al-Ashad. Terjadinya proxy war ini tentu menggangu kegiatan ekonomi kawasan Timur Tengah.

Dalam konteks tetangga ASEAN, Kawasan Asia Selatan sedang memanas karena tensi antara India dan Pakistan yang semakin tinggi. Apalagi ketika rudal India salah sasaran dan meledak di kawasan Pakistan.

Tensi ini terjadi karena perebutan wilayah Kashmir dan Pemerintah India yang mendiskriminasikan umat muslim di negaranya. Belum lagi konflik antara India dan China dalam memperebutkan wilayah di pegunungan Himalaya.

China memang sedang memegang kuasa di wilayah kawasan Asia. Banyak negara yang terlibat konflik dengan China karena beberapa alasan. Konflik China dengan hongkong dan taiwan memanas karena China ingin mengintegrasikan 2 negara kecil tersebut kedalam negaranya.

Adapun Konflik China dengan negara-negara ASEAN terjadi Ketika China secara sepihak mengakui laut China selatan sebagai bagian dari negaranya berdasarkan Nine Dash Line buatannya. Tentunya konflik ini sedikit banyak akan menggangu perekonomian negara kawasan di sekitar China.

Dengan tidak stabilnya kawasan di sekitar ASEAN, dapat menjadi momentum bagi ASEAN untuk menjadi Epicentrum of Growth. Peran Indonesia sebagai leader seharusnya mampu untuk mensinergikan kepentingan negara-negara ASEAN dan menciptakan Management Supply Chain yang sempurna untuk project bersama yang dijalankan.

Jika program-program yang di sepakati dalam KTT ASEAN tahun 2023 berjalan lancar, maka Kawasan ASEAN akan menjadi Episentrum pertumbuhan ekonomi dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun