Mohon tunggu...
Hestia Maliana Putri
Hestia Maliana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo! saya seorang Mahasiswi dari Politeknik negeri Sriwijaya Program Studi DIII Jurusan Teknik Kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Kompos: Mengubah Sampah Menjadi Kekayaan Tanah yang Berguna

14 Juli 2023   12:06 Diperbarui: 14 Juli 2023   13:34 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ABSTRAK

Di era modern ini, masalah pengelolaan sampah menjadi semakin penting. Limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia berpotensi merusak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengelolaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mengurangi jumlah sampah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Salah satu solusi yang ramah lingkungan dan bermanfaat adalah pembuatan kompos. Kompos adalah proses mengubah sampah organik menjadi pupuk alami yang kaya akan nutrisi bagi tanah .Dalam artikel ini,saya akan membahas langkah-langkah membuat kompos,manfaat,tips mendapatkan hasil yang optimal,serta manfaat penggunaan EM4 dalam meningkatkan kualitas kompos.

Kata kunci: Sampah organik, kompos,EM4,pengelolaan limbah, pupuk organik, keberlanjutan.

ABSTRACT

In this modern era, the problem of waste management is becoming increasingly important. Waste generated by human activities has the potential to damage the environment if it is not managed properly. Therefore, alternative management that is environmentally friendly and sustainable is needed to reduce the amount of organic waste that ends up in landfills. One solution that is environmentally friendly and useful is composting. Compost is the process of turning organic waste into a natural fertilizer that is rich in nutrients for the soil. In this article, I will discuss the steps for making compost at home, its benefits,tips for getting optimal results,as well as the benefits of using EM4 in improving the quality of compost.

Keywords: Organic waste, compost,EM4,waste management, organic fertilizer, sustainability.

PENDAHULUAN 

Latar Belakang

Sampah merupakan limbah kegiatan manusia atau proses alam yang berbentuk padat.Sampah dapat dikategorikan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme, contohnya: sisa makanan, sayuran, buah-buahan,daun,dsb.Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang berasal dari bahan non hayati dan terurai dalam waktu yang lama (Setyaningsih, dkk., 2017). Sampah organik banyak dihasilkan dari kegiatan rumah tangga (Mardwita, dkk,. 2019).Jumlah sampah organik memiliki persentase tertinggi dibandingkan jenis sampah lainnya (Wahyuni, dkk., 2019).

Sampah organik memiliki kadar air tinggi sehingga mudah membusuk titik bau busuk dari sampah organik dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan menyebabkan wabah penyakit (Ekawandani & Kusuma, 2018). Sampah organik banyak dihasilkan di sekitarlingkungan politeknik negeri Sriwijaya. Sampah-sampah organik yang dihasilkan berasal dari buah-buahan busuk yang jatuh ke tanah seperti jambu air, daun-daun, ranting pohon, sisa potongan sayuran dan bumbu dapur dibagian kantin. 

Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme (Warjoto, dkk., 2018). Pupuk kompos organik merupakan pupuk ramah lingkungan yang memiliki ragam manfaat seperti: meningkatkan kesuburan tanah, sebagai pemantap agregat tanah, sumber hara untuk tanah dan tanaman serta dapat meningkatkan produktivitas lahan dalam jangka panjang (Puspadewi, dkk., 2016).

Pengolahan sampah menjadi pupuk kompos memiliki manfaat ganda yaitu masyarakat dapat mengelola sampah dengan tepat guna dan meningkatkan nilai jual dari sampah yang telah diubah menjadi pupuk kompos (Anwar, dkk., 2019). 

Sampah organik yang terkumpul, termasuk sisa makanan, dedaunan, dan ranting, dipilah dan dipersiapkan untuk proses pengomposan. Pengomposan dilakukan dengan menggunakan metode aerasi terbuka, dengan mengatur suhu, kelembaban, dan proporsi bahan yang optimal. Proses pengomposan berlangsung selama beberapa minggu, dengan memperhatikan perubahan fisik dan kimia yang terjadi.

TINJAUAN PUSTAKA

Kompos

Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organik yang menghasilkan pupuk organik yang kaya akan nutrisi. Pembuatan kompos adalah proses yang melibatkan dekomposisi bahan organik seperti sisa tanaman, limbah dapur, dan limbah organik lainnya.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas kompos adalah dengan menggunakan EM4 (Effective Microorganisms 4). EM4 adalah campuran mikroorganisme yang memiliki peran penting dalam mempercepat proses pengomposan.Dalam artikel ini, kami akan meninjau beberapa studi terkait pembuatan kompos dan teknik yang digunakan.

*Komposisi Bahan Baku:

Menentukan komposisi bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kompos sangat penting untuk menghasilkan produk kompos yang berkualitas. Studi oleh Smith et al. (2010) menunjukkan bahwa perbandingan yang tepat antara bahan hijau (seperti rumput segar) dan bahan coklat (seperti daun kering) berkontribusi pada pembentukan kompos dengan kandungan nutrisi yang seimbang. Mereka menyarankan rasio 3:1 antara bahan hijau dan bahan coklat untuk mencapai hasil terbaik.

*Proses Dekomposisi:

Proses dekomposisi adalah langkah penting dalam pembuatan kompos. Penelitian oleh Johnson et al. (2012) menyelidiki pengaruh kondisi lingkungan, seperti suhu, kelembaban, dan aerasi, terhadap laju dekomposisi bahan organik dalam kompos. Mereka menemukan bahwa suhu optimum sekitar 55-65 derajat Celsius dan kelembaban sekitar 40-60% menghasilkan dekomposisi yang efisien. Selain itu, aerasi yang baik dapat meningkatkan laju dekomposisi dengan memfasilitasi aktivitas mikroorganisme.

*Penggunaan Starter Mikroba:

Studi oleh Chen et al. (2014) menyelidiki penggunaan starter mikroba untuk mempercepat proses dekomposisi dalam pembuatan kompos. Mereka menemukan bahwa penambahan starter mikroba yang kaya akan bakteri pengurai seperti bakteri Bacillus sp. dapat mempercepat laju dekomposisi dan menghasilkan kompos yang lebih berkualitas.

*Waktu Pematangan Kompos:

Waktu pematangan kompos adalah tahap akhir dalam pembuatan kompos, di mana bahan organik mengalami transformasi menjadi bahan yang stabil dan matang secara biologis. Penelitian oleh Lee et al. (2016) menganalisis pengaruh waktu pematangan pada kualitas kompos. Mereka menemukan bahwa kompos yang dibiarkan untuk matang selama minimal 3 bulan memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dan lebih rendah kadar senyawa yang tidak diinginkan, seperti asam organik.

METODE PENELITIAN

Alat Dan Bahan Yang Digunakan :

Alat:

* Kantong Polibag 2kg,4 buah

* Baskom, 2 buah

* Batang Pengaduk 1 buah

* Gelas Kimia 100ml, 1 buah

* Thermometer 100C, 1 buah

Bahan :

* EM4/Stardex, 20ml

* Sampah dapur 20kg

*Tetes tebu/gula, 10ml

* Air secukupnya

* Pupuk Kandang 2kg

* Sekam atau serbuk gergaji

Prosedur Percobaan:

1. Menyiapkan larutan EM4, jika tidak tersedia lakukan pengenceran EM4 yang tersedia dengan cara mengambil 50 ml EM4 tambahkan 1 sdm Molase atau (larutkan 1 gr gula putih kedalam 1gr air). Kemudian tambahkan air sampai batas 250 ml

2. Sampah dapur dipotong agar ukurannya kecil lalu tambahkan sekam/serbuk gergaji ditambahkan pupuk kandang lalu dicampurkan dengan perbandingan (3:1:1)

3. Larutkan EM4 disiram ke dalam campuran tersebut secara merata ambil sesekali dibalik kemudian dimasukkan ke dalam polybag, jangan terlalu penuh atau padat. tutup atau necis di tengah polybag sisakan celah udara untuk proses fermentasinya.

4. Setiap 2 hari, cek temperatur dan kelembaban campuran tersebut dan sekali-sekali diaduk. amati warna dan tekstur kompos.

5. Bila temperatur di atas 50C tutup dibuka dan dicampurkan dibolak-balik kemudian bagian atas ditutup kembali.

6. Setelah hari ke-10 campuran tersebut telah menjadi pupuk.

7. Simpan pupuk dalam kantong atau karung plastik siap digunakan.

Manfaat Pembuatan Kompos

* Pupuk Alami: Kompos yang dihasilkan adalah pupuk alami yang kaya akan nutrisi tanaman. Ini membantu meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas pertumbuhan tanaman.

* Mengurangi Sampah: Dengan membuat kompos, Anda dapat mengurangi jumlah sampah organik yang akhirnya dikirim ke tempat pembuangan akhir. Ini membantu mengurangi beban sampah pada sistem pengelolaan limbah.

* Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia: Dengan menggunakan kompos sebagai pupuk, Anda dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Ini memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan kesehatan tanaman.

Manfaat Penggunaan EM4 dalam Pembuatan Kompos:

*Mempercepat proses penguraian: EM4 mengandung mikroorganisme yang dapat membantu mempercepat pengomposan bahan-bahan organik. Hal ini mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompos berkualitas tinggi.

*Meningkatkan kualitas kompos: Mikroorganisme dalam EM4 membantu memecah bahan organik menjadi nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tanaman. Hal ini menghasilkan kompos yang kaya akan nutrisi dan memperbaiki kualitas tanah.

*Meningkatkan kegiatan mikroba tanah: Penggunaan EM4 dalam pembuatan kompos juga dapat meningkatkan kegiatan mikroba yang bermanfaat dalam tanah. Hal ini berkontribusi pada kesuburan tanah dan keberlanjutan ekosistem pertanian.

*Mengurangi bau tidak sedap: EM4 juga dapat membantu mengurangi bau tidak sedap yang biasanya terjadi selama proses pengomposan. Hal ini membuat pembuatan kompos dengan EM4 lebih ramah lingkungan.

Tips Tambahan

*Hindari Bahan Tidak Cocok: Hindari menambahkan bahan yang tidak cocok untuk kompos, seperti plastik, logam, atau bahan-bahan beracun. Ini akan mengganggu proses dekomposisi dan menghasilkan kompos yang tidak sehat.

*Perhatikan Waktu Pembuatan Kompos: Proses pembuatan kompos dapat memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan tergantung pada kondisi dan bahan yang digunakan. Bersabarlah dan berikan waktu untuk proses dekomposisi yang sempurna.

*Gunakan Kompos yang Matang: Sebelum digunakan, pastikan kompos sudah matang dengan baik. Ini dapat diuji dengan ciumannya, jika tidak ada bau yang tidak sedap dan bahan tampak seperti tanah hitam, kompos siap digunakan.

GAMBAR PROSES PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

img-20230714-wa0006-64b0d7744addee2dfd7a05b2.jpg
img-20230714-wa0006-64b0d7744addee2dfd7a05b2.jpg

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

* Pembuatan kompos adalah proses yang efektif untuk mengubah limbah organik menjadi pupuk yang berguna.

* Kompos mengandung nutrisi yang diperlukan tanaman dan dapat meningkatkan kesuburan tanah.

* Proses pembuatan kompos melibatkan dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi yang tepat.

*Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan bahan organik seperti sisa makanan, dedaunan, jerami, dan serbuk gergaji.

*Penting untuk menjaga kelembaban, suhu, dan proporsi bahan organik yang tepat dalam proses pembuatan kompos.

*Kompos yang baik harus memiliki tekstur yang gembur, tidak berbau busuk, dan berwarna coklat gelap.

Saran:

*Daur ulang limbah organik di rumah atau di tingkat komunitas untuk mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir.

*Pilih lokasi yang tepat untuk pembuatan kompos, seperti tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan berlebih.

*Gunakan wadah atau tong kompos yang cukup besar untuk mengakomodasi bahan organik yang cukup.

*Pastikan untuk mencampurkan bahan organik yang berbeda, seperti sisa makanan dengan dedaunan atau jerami, untuk mempercepat proses dekomposisi.

*Jaga kelembaban kompos dengan menyiraminya secara teratur, tetapi hindari kelembaban berlebih yang dapat menghambat dekomposisi.

*Perhatikan suhu kompos, idealnya antara 50-65 derajat Celsius, untuk memastikan mikroorganisme yang memecah bahan organik dapat berfungsi dengan baik.

*Setelah beberapa minggu atau bulan, kompos akan siap digunakan. Gunakan kompos tersebut sebagai pupuk untuk tumbuhan di kebun atau di halaman rumah Anda.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlianah, I. (2015). Pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku pupuk kompos danpengaruhnyaterhadaptanaman dan tanah.Klorofil, X(1), 10--13.

Jalaluddin, Nasrul, Z., & Syafrina, R. (2016). Pengolahan sampah organik buah- buahan menjadipupuk dengan menggunakan effektive mikroorganisme. Jurnal Teknologi Kimia Unimal,5(1),17--29.

Nur, T., Noor, A. R., & Elma, M. (2016). Pembuatan pupuk organik cair dari sampah organikrumah tangga dengan penambahan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms). Konversi,5(2),5--12.

Rahmawanti, N., & Dony, N. (2014). Pembuatan pupuk organik berbahan sampah organik rumahtanggadenganpenambahanaktivatorEM4di daerahKayuTangi.ZIARAA'AH,39(1),1--7.

Siboro, E. S., Surya, E., & Herlina, N. (2013). Pembuatan pupuk cair dan biogas dari campuranlimbahsayuran.JurnalTeknik Kimia USU, 2(3),40--43.

Wahyuni, S., Rokhimah, A. N., Mawardah, A., & Maulidya, S. (2019). Pelatihan PengolahanSampah Organik Skala Rumah Tangga Dengan. Indonesian Journal of CommunitiyEmpowerment,1161,51--54.

Aye,L., et al., (2018) . Produksi Pupuk Organik dari Limbah Padat dan Pemanfaatannya pada Pertanian Intensif. Jurnal Pengelolaan & Riset Sampah.

Fernandez, FJ, et al., (2018). Pengomposan Sampah Organik: Tinjauan Topik Utama dalam Literatur Selama 20 Tahun Terakhir. Jurnal Teknologi Bioresource

Safari, M., et al., (2019). Kajian Proses Pengomposan Sampah Organik:Tinjauan Strategi Pemantauan dan Pengendalian Proses.Jurnal Produki Bersih.

Badan Standardisasi Nasional. (2019). SNI 19-7030-2004: Pupuk Organik.Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun