Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memilih Pekerjaan dengan Pendekatan Passion atau Jurusan, Mana Lebih Baik?

30 Maret 2021   15:27 Diperbarui: 31 Maret 2021   03:13 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bergelut dalam dunia pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang studi atau jurusan adalah hal yang lumrah dan jamak terjadi dalam kehidupan pekerja dewasa ini.

Salah profesi terjadi karena pola rekrutmen yang ada saat ini sudah mengalami pergeseran, di mana tidak mengutamakan prinsip the right man in the right place. 

Saat ini sudah banyak lapangan pekerjaan yang tersedia di segala bidang. Misalnya saja, seorang lulusan sarjana teknik, sarjana pertanian, sarjana kehutanan bisa bekerja sebagai seorang bankir, padahal seharusnya seorang bankir itu tepatnya dari jurusan ekonomi atau perbankan.

Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan bisa terjadi karena faktor dorongan ekonomi, di mana dapat dijadikan sebagai penghasilan tambahan. Misalnya seorang dokter muda yang memilih kerja sampingan sebagai pengemudi ojek online.

Bahkan, kadang-kadang pendidikan atau kelulusan tak lagi menjadi faktor yang diutamakan. Justru keahlian, kemampuan, dan pengalaman atau secara spesifik boleh disebut dengan "passion" yang bisa menjadi penunjang untuk bisa diterimanya pada sebuah pekerjaan.

Salah profesi bukan berarti tidak baik bagi masa depan kita, ketika menjalankannya dengan suatu niat yang luhur, mulia, dan memahami apa yang menjadi tujuan utama kita dalam bekerja dalam pengertian yang lebih luas.

Karena pada dasarnya, niat luhur dan mulia terkadang menjadi nos bagi kita untuk bergerak dan berlari kencang dalam meraih impian tentang bagaimana kita nantinya 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun, dan selanjutnya selanjutnya.

Sebagai informasi buat kalian semua, bahwa berdasarkan penelitian Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, saat ini 63 persen orang yang bekerja tidak lagi sesuai dengan jurusan atau bidangnya.

Hal ini disebabkan penyerapan tenaga kerja saat ini dianggap masih belum maksimal lantaran mengalami berbagai kendala. Dua kendala yang paling menjadi masalah terkait ketidaksesuaian (mismatch) pekerjaan dan pekerja dengan kemampuan di bawah kualifikasi.

Data di atas menjadi bukti bagi kita semua bahwa realitas salah profesi itu tidaklah tercipta karena kesalahan tunggal dari si pencari kerja atau pekerja namun adanya keadaan salah profesi merupakan sebuah ekosistem dalam dunia kerja yang saling memengaruhi.

Jadi, kalau ada dari kita yang saat ini mengalami keadaan salah profesi katanya tidak sesuai pekerjaan dengan jurusan kita, jangan patah semangat atau merasa menyesal telah menjadi bagian dari itu karena itu bukan sesuatu aib atau kesalahan anda semata melainkan memang ekosistemnya sudah menciptakan seperti itu.

Karena ada kata bijak yang mengatakan bahwa segala sesuatu terjadi bukan dengan kebetulan, namun ada kuasa yang menghendaki itu terjadi dan kita alami demi satu tujuan mulia dan hikmah yang akan kita dapat.

kelaspintar.id
kelaspintar.id

Pendekatan Passion atau Jurusan

Setelah lulus dari universitas dan bersiap memasuki fase mencari pekerjaan, penting untuk mempertimbangkan pendekatan yang harus diambil apakah pendekatan passion atau sesuai dengan bakat dan minat kita ataukah dengan pendekatan jurusan kita membatasi pekerjaan kita dengan latar jurusan yang kita miliki.

Hal ini bertujuan agar nantinya ketika sudah mendapatkan pekerjaan tidak memberikan kebosanan atau kejenuhan yang pada akhirnya membuat kita menjadi kutu loncat dalam dunia kerja karena tidak merasa betah dalam satu pekerjaan.

Dengan kata lain bisa saja pekerjaan itu sesuai dengan jurusan, namun tidak sesuai dengan passion yang Anda miliki, sehingga pada akhirnya merasa bosan karena tidak mencintai pekerjaan Anda hingga berujung kepada tindakan mengundurkan diri dari pekerjaan.

Seperti yang dialami oleh teman saya Simon, ketika itu dia mencari pekerjaan dengan pendekatan sesuai dengan jurusannya yaitu jurusan manajemen.

Pada tahun 2010, dia mencoba melamar pekerjaan sebagai fasilitator kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) untuk penempatan di Kabupaten Samosir. Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, akhirnya dia lulus dan diterima bekerja sebagai fasilitator kabupaten untuk wilayah Kabupaten Samosir.

Singkat cerita setelah menjalani pekerjaannya sebagai fasilitator kabupaten untuk beberapa tahun lamanya, ternyata timbul rasa jenuh dan bosan dalam dirinya karena menyadari bahwa pekerjaannya saat itu tidak membawa kenyamanan dalam dirinya. 

Belum lagi dinamika pekerjaan yang begitu pelik membuat dia menjadi semakin tidak nyaman.

Pada akhirnya dia sadar, bahwa pekerjaannya itu tidak sesuai dengan passion yang dimilikinya walaupun sesuai dengan jurusannya.

Pada tahun 2014, akhirnya dia mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai fasilitator kabupaten walaupun penghasilan gaji yang dia dapat setiap bulannya cukup lumayan berkisar diantara 5--6 juta.

Pasca mengundurkan diri dari pekerjaannya, Simon kemudian mencari pekerjaan tidak lagi dengan pendekatan jurusan melainkan dengan pendekatan passion.

Fotografer adalah profesi yang dia pilih sesuai dengan bakat, minat atau passionnya. Karena dia menyadari bahwa ketika mengambil keputusan berkiprah di dunia fotografi yang notabene tidak sesuai dengan jurusannya, ada keyakinan dalam dirinya bahwa ketika memilih pekerjaan dengan pendekatan passion.

Hal utama yang dia dapatkan adalah kenyamanan bekerja yang tidak dia dapatkan dari pekerjaannya sebelumnya.

Lalu hal kedua yang dia dapatkan adalah ketika dia memilih pekerjaan dengan pendekatan passion, dia dapat mencintai pekerjaannya sebagai seorang fotografer yang walaupun tidak memberikan penghasilan menetap setiap bulannya.

Apa yang dialami oleh Simon menjadi pelajaran yang menginspirasi bagi kita semua bahwa kita tidak perlu ragu atau takut untuk bekerja di bidang yang tak sesuai jurusan kita.

Memukan bakat dalam diri, melihat peluang sekitar dan mengaitkan dengan kebutuhan kita saat ini bisa menjadi refrensi bagi kita untuk bisa lebih percaya diri bekerja dengan tidak sesuai dengan jurusan kita. 

Ketika kita memilih pekerjaan hanya berdasarkan pendekatan jurusan, tentu secara tidak langsung akan membatasi kita untuk pekerjaan bidang lain yang tidak sesuai dengan jurusan kita.

Mencari pekerjaan dengan pendekatan passion terkadang lebih baik dari mencari pekerjaan dengan pendekatan jurusan. Karena hal utama dalam bekerja adalah kenyamanan dan kebahagiaan dalam diri untuk sebuah eksistensi dibanding mempermasalahkan kondisi salah profesi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun