Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Gerak Lurus", Menjaga Asa Anak-anak Merengkuh Informasi dan Menumbuhkan Minat Baca

20 Februari 2021   21:00 Diperbarui: 20 Februari 2021   21:04 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada sandiwara dan tidak dibuat buat. Mereka ada dalam dunia yang mereka ciptakan. Bukan dunia fantasi seperti dunia orang dewasa. Sementara aku mengambil foto ketika mereka sedang bermain, mataku tertuju ke langit. 

Awan sudah tidak lagi putih. Langit sudah berganti gaun dipenuhi dengan awan hitam. Sepertinya akan datang hujan, ucapku dalam hati. Sementara sinar matahari sudah tidak menunjukkan teriknya lagi. langit pun sudah perlahan berganti gaun dari putih menjadi hitam. 

Tidak lama pandanganku beralih, permainan sudah selesai dan pemenang dari permainan kami beri hadiah berupa uang delapan puluh ribu rupiah. Itulah akhir perjumpaan kami dengan anak anak pada hari itu. 

Kotak buku yang sudah dikemas oleh bang adi, ku taruh di sepeda motorku untuk siap kami bawa pulang kembali. sebelum kembali pulang, kami menuju ke sebuah warung yang berada didepan gereja tempat kami menggelar lapak baca untuk menghilangkan dahaga. 

Teh manis pesanan tidak lama tersaji di meja. Sementara langit sudah semakin gelap. " sepertinya akan hujan" ucap hotbin kepada ku sambil memberi kode agar kami segera cepat pulang sebelum kena hujan. 

Akhirnya kami pun menghidupkan sepeda motor kami dan bergegas pulang. Setengah perjalanan pulang, ternyata langit tidak lagi dapat memayungi kami dari tetesan air hujan. Dan " bruurrrr" hujan pun turun dengan diawali rintik rintik pelan, dan lama lama menjadi tidak terbendung. Hujan pun turun berkelebat menusuk nusuk kaca dari helm yang kupakai. 

Tetapi tidak sampai mengganggu jarak pandangku. aku pun melajukan motorku berharap pakaian kami tidak sampai basah kuyup oleh derasnya hujan. Kebahagiaan terselip disela derasnya hujan, karena hal yang sama ketika melewati jembatan yang dihiasi semburan keras oleh sebuah pipa yang terlepas. Menciptakan sebuah frame yang diabadikan oleh hotbin melalui jepretan kamera handphone. 

Aku laju motor ku tepat dibelakang bang adi. Hujan masih berkelebat. Ditengah perjalanan setelah melewati jembatan dengan air mancur, sebuah pohon tumbang karena hempasan angin dan hujan yang deras. 

Mengakibatkan jalan tidak bisa dilalui oleh kami. aku liat adi berhenti. Mencari cara untuk bisa melewati dari hambatan pohon tumbang itu. aku pun segera turun dari motor, dan berusaha untuk mematahkan ranting ranting dari pohon tersebut. " jangan, ada kabel listrik" hotbin mencoba mengingatkan ku agar tidak mengambil resiko. 

Akhirmya hotbin memberanikan diri untuk mengangkat lebih tinggi ranting pohon tumbang itu, agar kami bisa punya celah untuk lewat. aku menuju motorku dan melewatinya. kami pun berhasil lewat dan kembali melanjutkan perjalanan kami. 

Hujan tidak ada tanda tanda reda, adi menghentikan sepeda motornya disebuah warung yang berada disebelah kanan kami. ku ikuti untuk berhenti sejenak dari terpaan hujan. Semangkok misop menemani perhentian kami sejenak. Lumayan sudah membuat kenyang dengan kondisi badan sudah mulai kedinginan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun