![Parade pakaian adat dari 8 etnis di Sumut dengan latar belakang Miniatur Masjid Azizi di Langkat mewakili Provsu memeriahkan pawai taaruf pembukaan STQN ke-25 Tahun 2019 di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (29/06/2019). (Foto. ASARPUA.com/humpes)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/05/images-601d60d0d541df33b1675cf2.jpg?t=o&v=555)
Simbol Toleransi
Masyarakat sumatera utara tidak mudah untuk dipecah belah, walaupun ada pihak-pihak yang berusaha untuk mengganggu keharmonisan yang terjalin satu dengan yang lain.
Kejadian pembakaran tempat ibadah yang terjadi di Tanjung Balai misalnya, salah satu bukti bahwa masyarakat sumatera utara menjungjung tinggi rasa toleransi satu dengan yang lain.
![Sumber : Dinas Kominfo Kota Medan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/05/85img-20200124-wa0020-640x472-601d61cf81e41524645ea262.jpg?t=o&v=555)
Apalagi terkait dengan urusan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah, tidak sampai mengorbankan persaudaraan, kerukunan, persatuan dan kesatuan.
Sangat jarang terjadi adanya pertikaian atau pun perpecahan antara satu suku dengan suku yang lain , apalagi agama yang satu dengan agama yang lain.
Isu SARA merupakan hal tidak pernah terjadi di provinsi Sumatera Utara. Sekalipun ada pihak-pihak yang ingin mencoba-coba menghembuskan isu SARA ke permukaan , namun rasa toleransi yang tinggi dari masyarakat sumatera utara, bisa meredam konflik itu tidak terjadi.
Sebuah provinsi akan maju, apabila entitas dan segala perbedaan yang ada di dalamnya bisa hidup berdampingan satu dengan yang lain dalam bingkai rumah kebhinekaan.
Salam Hangat
Hery Sinaga
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI