Sedang keduanya asik mengobrol, Popo ajudan Pongo tidak sengaja mendengar rencana jahat mereka, dan berjalan pelan balik kanan untuk segera memberitahu kepada Pongo, kalau 2 kera kaumnya, Pobo dan Poco hendak berencana membunuhnya dan mau mengambil kekuasaan darinya. Popo lalu menghampiri rajanya sujud dan menyampaikan apa yang didengarnya.
" Maaf mengganggu Baginda Raja."
" Ada apa Popo. Kenapa kau tergopoh-gopoh begitu."
" Iya Baginda, saya mau menyampaikan kepada Baginda."
" Apa yang hendak kau sampaikan."
" Tadi ketika aku berjalan ke arah lorong istana, tidak sengaja aku mendengar Poco dan Pobo lagi membicarakan rencana pembunuhan Baginda Raja."
"Apa? Rencana pembunuhan."
" Iya Baginda, Pobo dan Poco ingin merebut kekuasaan dari tangan Baginda."
" Ini tidak boleh dibiarkan. Tidak akan, sebelum mereka membunuhku, mereka harus dibunuh terlebih dahulu."
 " Jangan Baginda, jangan. Saya mohon Baginda. Lebih baik Baginda Raja membuang mereka ke Pulau Seberang. Karena di Pulau Seberang mereka bisa hidup tenang. Jangan kotori tangan Baginda dengan membunuh kaum kera. Ingat janji Baginda ketika Baginda dinubuatkan dan ditasbihkan menjadi Raja di Kerajaan Kera. Tentu Baginda tidak mau mengingakari janji Baginda kepada Sang Pencipta semesta. Aku mohon jangan baginda."
" Tidak Popo, aku harus membunuh mereka sebelum mereka membunuhku. Karna aku sudah brtjanji kepada kaum ku untuk mensejahterakan mereka. Aku tidak rela mati sebelum kaum ku sejahtera dan tetap berlanjut kehidupannya." Tidak menghiraukan peringatan dari Popo, Pongo tetap teguh dengan keputusannya.