Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kreativitas Anak Muda dan Indonesia yang Berkelanjutan

5 April 2016   08:31 Diperbarui: 5 April 2016   12:22 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Liputan Kompas 2 April 2016. Dok Pribadi"][/caption]Sungguh menarik liputan Kompas cetak Sabtu lalu (2/03) yang mengulas kreatifitas anak muda yang ada di kota Malang. Liputan itu juga sangat relevan dengan momen yang pas dengan HUT ke-102 kota Malang yang bertepatan 1 April. HUT semakin marak dengan dipercayanya kota Malang sebagai tuan rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) hasil kerja sama Pemkot Malang, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), dan Komunitas Malang Creative Fusion (MCF). Berbagai acara dilaksanakan mulai seminar, workshop, serta pameran, yang rangkaian acaranya mulai dari 30 Maret sampai 5 April 2016.

Dalam liputan itu di beritakan bahwa ada seorang mahasiswa yang begitu kreatif memanfaatkan sisa kulit telur yang kemudian ditumbuk dan dijadikan pasta gigi. Produk ini mempunyai keunggulan karena nilai kalsiumnya yang begitu tinggi. Hasil produk ini rencananya akan dipatenkan, dan dikemudian hari akan diupayakan untuk diproduksi massal.

Berawal dari hal sederhana

Langkah yang dilakukan adalah sesuatu yang cerdas, kreatif, serta inovatif dengan melihat potensi yang ada untuk menjadikannya nilai tambah. Langkah yang dilakukannya cukup sederhana dan tidak muluk muluk sebagai peneliti yang rumit. Ia tidak sendirian, berbagai anak muda bahkan pada posisi sebagai siswa SMK atau SMA sudah dapat menemukan hal-hal baru yang inovatif.

Ide-ide kreatif yang mereka angkat cukup inovatif dalam memecahkan masalah (problem solving) yang selama ini menjadi beban tersendiri. Apalagi inovasi itu yang pada mulanya bahan yang dipakai berposisi sebagai sampah atau bahan yang sia-sia. Di tangan mereka dicoba dioleh menjadi sesuatu yang bernilai dan berdaya guna.

Dari bahan dan pemikiran sederhana itu ternyata dapat menjadi penemuan inovatif. Sebagai seorang siswa SMK atau SMA mampu berfikir jauh ke depan padahal kita tahu bahwa pelajarannya tidak sedetail ketika menjadi mahasiswa dengan pengajaran yang terstuktur dan ada pelajaran khusus tentang metode penelitian. Dan ternyata untuk menjadi kreatif dan inovatif itu tidak berbanding lurus dengan pendiidakan yang ditempuh. Banyak juga yang lebih kreatif padalah mereka tidak kuliah, bahkan hanya tamat SMP saja.

Perlu pembinaan

Siapapun anak bangsa yang kreatif dan inovatif perlu kiranya ada perhatian khusus dari pihak pemangku kepentingan. Sekiranya itu siswa atau mahasiswa dari sekolah atau perguruan tinggi yang bersangkutan lah diupayakan mengambil tanggung jawab agar yang bersangkutan itu memperoleh pendampingan.

Upaya pembinaan dapat berupa pengembangan karya itu sendiri. Jika perlu penelitian lebih lanjut maka diarahkan pada lembaga yang berkompeten baik itu yang berada di daerah ataupun pusat. Supaya kedepannya karya itu dapat lebih sempurnya lagi sehingga nantinya dapat diimplementasikan pada kehidupan nyata.

Dan bila karya itu “luar biasa” dapat kiranya untuk bisa diarahkan pada pengembangan lebih lanjut. Mengenai pembiayaannya dapat diupayakan dalam bentuk bantuan atau pinjaman lunak. Sedangkan yang berkenaan dari aspek hukum dan legalitas, karya itu agar memperoleh apresiasi dan tidak “dibajak” oleh pihak lain untuk segera didaftarkan kepada pihak yang berwenang untuk mendapatkan hak paten atau hak cipta misalnya.

Berdamai dengan trial and error

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun