Mohon tunggu...
Heru Yulian
Heru Yulian Mohon Tunggu... Penulis - Sang Homichlophile

Seorang bebas, berpikir untuk berkarya, bernafaskan literasi, bermandikan kabut pengetahuan. Hitam abu-abu mungkin telah cukup menggambarkan diri. Sekarang atau tidak, kita hidup untuk untuk waktu ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Opini | Dasar Lintah, Menyedot Tanpa Kontribusi

15 Agustus 2019   07:46 Diperbarui: 15 Agustus 2019   11:25 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi | Lintah Beasiswa

Tentu itu belum termasuk beasiswa-beasiswa yang dikucurkan oleh pihak swasta baik dalam dan luar negeri. Belum lagi dana pendidikan lain guna mensubsidi biaya pendidikan pemuda-pemuda Indonesia di Perguruan Tinggi. Semua akan sia-sia jika mereka para penerima beasiswa tidak punya sense of belonging terhadap bangsanya, tidak punya hasrat untuk berkarya demi bangsa. 

Sekali lagi, ini hanya pandangan lemahku saja. Walau kita tidak bisa menutup mata, ada juga yang memang memafaatkan beasiswa untuk menguprgrade diri mereka. Meningkatkan kualitas diri demi persiapan untuk terjun ke masyarakat, dengan bekal ilmu yang ditimba di perguruan tinggi.

Pernah sekali aku berpikir, Indonesia tidak miskin kebudayaan dan tidak pula miskin sumber daya alam. Indonesia hanya miskin keteladanan pikirku. Setelah melihat berita-berita di televisi yang tidak habis-habisnya memberitakan tertangkapnya para pemimpin negeri karena terjerat korupsi dan kasus lainnya. Lantas kesimpulan pun kuambil, Indonesia sangat miskin keteladanan. 

Lihatlah para pemangku negeri, mereka sibuk dengan menebalkan kantong pribadi dan lupa bahwa mereka adalah sesosok figur yang seharusnya menjadi teladan masyarakat. Tidak hanya pemimpin, banyak juga artis dan olahragawan yang tertangkap sedang menggunakan narkoba. Masyarakat semakin sulit menilai dan mencari, dimana keteladanan itu berada.

Saat itu ternyata aku sedang khilaf, pemikiran dan pandangan ku masih sangat sempit dan mungkin sekarang pun masih sama. Tapi ternyata, Indonesia tidaklah miskin keteladanan. 

Kita masih punya banyak teladan yang baik, kita masih punya bu Risma sebagai sosok walikota yang berdampak, kita masih punya pengusaha nasionalis seperti achmad zaky, kita masih punya presiden wong kecil seperti Joko Widodo. Mereka adalah figur-figur yang inspiratif.

Mungkin kamu berpikir "ah itu kan yang sudah besar, jauh itu mah". Tapi nyatanya, disekililing kita pun masih banyak orang-orang seperti mereka. Saya kenal dekat dengan seorang yang sudah melalang buana ke luar negeri berkat prestasinya di bidang karya ilmiah tapi selalu berniat untuk bisa bermanfaat bagi yang lain, saya kenal seorang dokter yang selalu ingin menginspirasi dan memahamkan bahwa hidup harus punya planning. 

Saya juga kenal dekat dengan senior yang selalu konsisten antara perbuatan dan perkataanya, ia menceritakan hasratnya yang menggebu-gebu untuk mengabdi demi terciptanya Indonesia yang lebih baik.

Ku rasa, orang-orang seperti ini yang harus diperbanyak. Kisah-kisah mereka perlu disebarkan agar lebih banyak lagi yang terinspirasi. Bukan foto selfie sang Lintah, atau arogansi sang Lintah ketika memamerkan sesuatu yang berasal dari beasiswanya.

Indonesia butuh lebih banyak pemimpin yang berkualitas dan peduli terhadap jatuh bangunnya bumi pertiwi ini. Indonesia menaruh harapan besar agar hutang yang telah dipinjamkan akan segera terbayarkan. 

Bukankah kita sama-sama ingin menyaksikan sang macan asia bangkit dari tidurnya? aumannya kembali terdengar? mata rakyatnya akan kembali berbinar? sungguh sejak awal kemerdekaan, para pahlawan sudah duluan memimpikan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun