"iya tapi belum ada kamu disini jadi aku belum cantik"
"begitukah, kalo begitu tunggulah aku kesana sekarang"
"hati-hati, Â aku tunggu, oya mau kopi apa coklat panas"
"apa aja, aku berangkat"
seperti biasanya aku pakai kuda besi tua ini untuk menuju rumahnya, kuda besi ini memang sudah tua dan jalannyapun lambat, tapi kuda besi ini punya sejarah yang tak bisa diperjual belikan, makanya sampai sekarang aku masih setia dengan motor kesayanganku.
pelan saja laju sepeda motor mulai berpacu diatas aspal, tak perlu ngebut karna aku bukanlah pembalap dan kalupun aku pembalap jalan raya bukanlah tempat untuk adu kecepatan jadi santai saja nikmati perjalanannya.
tidak terlalu lama, akupun kini sudah sampai didepan gerbang pintu rumahnya, tidak ada keramaian dan pintu rumahnyapun masih tertutup.
aku turun dari motor kemudian membuka pintu gerbang sendiri, lalu menutupnya kembali. lalu berbalik dan berjalan menuju pintu rumahnya..
aku terpana, karna pintu sudah terbuka dan bidadari cantik itu sudah berdiri anggun didepan menyapaku dengan senyumannya yang memikat, kaos putih dipadu dengan rok selutut berwarna biru, aku tak pernah melihatnya dia memakai rok dan itu untukk pertama kalinya
"kamu cantik" aku menyapanya tersadar dari kekagumanku
dia membalas dengan senyuman "ah kamu bisa aja, kan udah ada kamu"