3) Teknik sinematografi yang digarap serius
Film yang bertujuan membangkitkan nasionalisme dan kecintaan pada dunia militer Indonesia bagi generasi muda, terlihat dari sisi sinematografi digarap secara serius.
Paling menarik adalah adegan saat Mahesa melakukan tembakan sniper di medan perang, digambarkan detil secara slow motion selongsong peluru keluar dari senapan setelah tembakan pertama, lalu adegan api-api yang terpancar dari tembakan-tembakan senapan maupun pistol yang terlihat menambah ketegangan adegan peperangan dalam film ini.
Juga adegan saat peluru yang ditembakkan mengenai sasarannya, terlihat tidak terlalu kalah dibanding film-film perang Hollywood terbaru seperti "Lone Survivor" dan "American Sniper".
Juga pengambilan gambar silhouette kala dua sahabat Bagus dan Mahesa lengkap dengan seragam Taruna Militer mereka, serta gadis pujaan mereka , Laras (Tika Bravani) menyaksikan matahari terbenam, terlihat cukup menggugah, tidak terkesan cengeng
Â
Juga teknik menyelinap ke markas musuh, menggunakan formasi dan kode-kode isyarat yang terlihat memang khas militer, adegan terjun payung dari pesawat Casa N 212 di pagi buta, dengan peralatan terjun payung yang canggih dan lengkap digambarkan jelas dalam film ini.
4) Menggunakan alusista yang riil dan canggih
Menggunakan alutsista TNI AD yang sebenarnya. Mulai dari Senapan Serbu made in Indonesia SS2-V2 hingga helikopter angkut personil baik Bell hingga Apache !!
Juga sang sutradara tak lupa, bahwa para tokoh "Front Pengacau Keamanan" yang diserbu oleh kesatuan TNI AD dalam film ini menggunakan senapan khas para gerilyawan....senapan legendaris KALASHNIKOV AK-47 !