Mohon tunggu...
Heru Andika
Heru Andika Mohon Tunggu... -

Account lama saya di-hack karena saya menulis tentang kebenaran, namun saya tak akan pernah bisa dihentikan dengan cara seperti itu, karena saya amat mencintai menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Demam Masha and Bear, Lagi-lagi Film Animasi Asing

24 April 2014   17:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:15 3871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film animasi Malaysia ini, hak siarnya dibeli oleh televisi kabel kelas dunia Disney Channel. Hebat!

[caption id="attachment_332962" align="aligncenter" width="300" caption="Serial Upin Ipin dari Malaysia (indowebster.com)"]

13982539561689097106
13982539561689097106
[/caption]

Pada saat yang bersamaan melalui game komputer, channel youtube di internet, maupun film di salah satu televisi swasta Indonesia, putriku ini mengenal apa yang ia sebut "EMI BEK " .... begitu ia menyebut tokoh animasi burung ciptaan Rovio Finlandia yang kita kenal sebagai ANGRY BIRD.

Salah saya juga memperkenalkan Angry Bird yang sebenarnya berawal dari hobby saya memainkan game komputernya beradu dengan teman-teman kantor ketika itu di tahun 2011.

Ternyata teman-teman ku sejawat baik teman sekolah, kuliah maupun teman kantor pun memiliki anak-anak yang keranjingan oleh film-film yang sama. Jadi demam "Masha and Bear" ternyata mulai melanda anak-anak Indonesia juga seperti halnya demam Upin-Ipin, Angry Bird atau Thomas and Friends beberapa waktu lalu.

Masha and Bear membuat beberapa orangtua sepertti kami dan mungkin juga anak-anak menjadi belajar sedikit bahasa Russia dan kebudayaannya, hal yang sama pernah terjadi ketika demam film Malaysia Upin dan Ipin. Istilah Melayu dalam film tersebut begitu populer seperti "Tak Patut", "Apa nak kau buat?", "Seronok" dan lainnya.

Sempat juga ada animasi India berjudul "Krishna".

Bahkan animasi yang kurang mendidik, dan sebenarnya lebih cocok untuk pemirsa di atas usia remaja, yaitu buatan Korea Selatan berjudul "LARVA" pun ikutan menjadi fenomena di negeri ini.

Namun kembali pertanyaan yang menggelitik timbul di benak saya?

Itu semua tokoh animasi idola dari luar negeri, kenapa anak saya tak bisa jatuh cinta pada tokoh animasi ataupun film anak-anak buatan Indonesia?

Bukankah Upin Ipin sedikit banyak adalah buatan orang Indonesia juga toh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun