Dengan pandemi ini kesempatanya orang tua dan anaklah agar selalu berkumunikasi supaya mendapatkan hubungan yang harmonis. Menurut saya adalah ketahanan dan dukungan dari orangtualah yang utama karna rumah adalah sekolah pertama, untuk itu agar orang tua untuk bener bener mendidik anaknya dan agar selalu mendukung anaknya tidak hanya menyetir anak semau orang tua dan untuk selalu meuntut anak akan tetapi tidak tau apa yang diinginkan anak tersebut. Banyaknya semangat anak tapi dipatahkan oleh orang tua karna tidak tau apa yang di inginkan anak.
        Adanya anak yang putus sekolah atau bahkan tidak bersekolah diduga erat kaitannya dengan pemahaman orang tua tentang pendidikan, termasuk pemahaman tentang pola pendidikan yang diterapkan. Oleh karena itu pola pendidikan anak pada masyarakat Wonosobo ini perlu dikaji secara mendalam. bertujuan untuk mengetahui pemahaman orang tua tentang pendidikan anak, pola yang diterapkan orang tua dalam pendidikan anak, dan aktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola pendidikan anak pada masyarakat Wonosobo.
        Bahkan orang tualah garda utama bagi anak akan tetapi banyaknya semangat anak sering kali di patahkan oleh orang tua sendiri. Masih banyaknya orang tua yang nyuruh anaknya selalu menuruti apa yang orang tua suka bahkan anak tidak memiliki bakat dan minat apa yang orang tua suruh serta banyaknya orang tua yang selalu membanding mbandingkan orang lain akan tetapi orang tua tersebut sadar bahwa hal yang dilakukan tidak baik akan tetapi dilakukan kepada anaknya.
        Walaupun menurut orang tua sudah paling benar akan tetapi tidak tau jika diterapkan ke anak. Biarlah anak menikmati hidup dengan masa masa sekarangnya dan biarlah orang tua menikmati hidup dengan masa lalu jangan sekali menerapkan masalalu orang tua diterapkan ke anak. Dukunglah anak apa yang dia suka suportlah anak apa yang dia belajari dan berikanlah arahan ke anak berikan kebebasan ke anak kebasan belajar kebasan apa yang dia suka. Ajari lah sopan santun, adab karna banyaknya anak sekarang cerdas tapi lupa cara menghargai orang lain bahkan menghargai orang tua.
        Bahkan sudah terjadi adanya pemahaman orang tua dan anak kejadian ini terjadi di desa saya bahkan keponakan saya senidiri, kurangnya pemahaman orang tua dan anak serta kurangnya edukasi dari guru. Kejadian ini terjadi yaitu keponakan saya sewaktu belajar mengajar secara daring dia tidak pernah ada belajar dari rumah entah tidak pernah di arahkan orang tuanya atau anaknya yang males pas saya tanya secara langsung  kenapa  tidak  pernah  belajar online? Bahkan anak tersebut menjawab dengan mengejutkan mending buat main game dari pada belajar. Untuk itulah agar orang tua dan guru guru di Wonosobo bisa mengedukasi anak bahkan orang tua murid supaya orang tua tersebut bisa mengarahkan anaknya.
        Kebetulan keponakan saya ini bersebelahan rumahnya dengan saya jadi saya sendiri sering liat aktivitas anak tersebut. Sewaktu siang seperti biasa bermain bersama anak anak di desa saya dan sewaktu malem dia buat main game diapun sudah sampe banyak uang yang dikeluarkan hanya untuk TOP UP game, pada saat main gamepun sering berkata kasar disaat ditegur orang tuanya malah marah marah ke orang tuanya bahkan sampe ditantang berkelahi, berkata kasar dengan orang tuanya sendiri sudah hal biasa yang dilakukan anak tersebut. Untuk itu agar orang tua bisa saling berkomunikasi dengan baik karna keponakan saya ini sewaktu kecil juga sering sekali dibentak, dikasarin oleh orang tuanya bahkan tidak di pedulikan. Sesampai orang tua sering memilih bermain hp daripada menemukan chemistry bersama anak dan sekarang semuanya apa yang diperlalukan orang tua tertanam pada anak.
        Untuk itulah betapa pentingnya orang tua agar memantau dan mengontrol aktivitas mereka karna mereka masih pelajar anak sangat rentan kondisi psikisnya. Hal tersebut salah satunya disebabkan pula oleh berubahnya hormonal dalam tubuh juga ikut berubah juga kondisi emosional mereka yang jadi sensitiv atau cepat tersinggung. Kondisi seperti ini menyebabkan anak rentan terjebak circle pertemanan yang negatif. Apalagi ketika mereka tidak mendapatkan kedekatan di keluarganya. Akibatnya, anak mencari rasa aman di luar rumah dengan teman-teman yang dianggap mau mengerti keadaan mereka. Masalah terjadi ketika lingkaran pertemanan yang dimasuki ternyata membawa ke jalur yang salah. Sedangkan kondisi psikis anak pada masa puberitas cenderung labil, bisa jadi mereka terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.
        Agar orang tua selalu bisa mempunyai hubungan yang baik dan kedekatan supaya bisa mengarhkan anaknya untuk mencari pertemanan yang baik, membantu kita untuk mengenal diri kita sendiri, membuat kita merasa dikenal dan dimengerti, dan mendukung kita saat kita sedang kesulitan. Sayangnya, nggak semua pertemanan punya hubungan timbal balik yang bagus. 5Seringkali kita terjebak dalam sebuah pertemanan yang buruk, bahkan bisa dibilang toxic.
        Oleh karena itu, perlu hati-hati dalam memilih circle pertemanan karena bisa saja terjebak pada satu kebiasaan yang negatif. Karena sifatnya yang terbatas, biasanya pertemanan ini menyukai hal yang sama, dan bisa yang positif atau juga negatif. Contohnya seperti bergabung dengan kelompok aliran sesat atau berteman dengan geng yang memiliki pergaulan bebas.
        Memang sangat menyenangkan memiliki banyak teman, tapi tetap saja seharusnya jangan asal berteman. Terutama untuk anak-anak baru memasuki usia pubertas harus dipantau pertemanannya. Pada usia ini anak-anak cenderung lebih percaya pada orang di luar rumahnya sendiri, dalam artian pada temannya. Celakanya, anak-anak ini karena usia mudanya jadi kurang pertimbangan ketika membina sebuah hubungan.
        Karna tidak dapat dipungkiri lagi apabila penghargaan terhadap seseorang sangat berpengaruh juga pada lingkungan pergaulan, atau teman-teman yang dimilikinya. Lingkungan pergaulan seseorang sangat mempengaruhi kesuksesannya. Misalnya, orang yang bergaul dengan mereka yang penuh semangat dan sangat produktif pasti akan terpengaruh jadi orang yang penuh percaya diri. Pengaruh teman-temannya akan membuat dirinya berani mencoba dan ingin maju.