Mohon tunggu...
Heru Pratama
Heru Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hobi saya fotografi,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenai Biro Iklan Syariah dan Iklan Syariah

30 Juni 2023   11:45 Diperbarui: 30 Juni 2023   11:48 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etika pemasaran Islami sangat berbeda dengan sekuler, sekuler berpandangan bahwa kebenaran tergantung teori etika yang dianut setiap individu, semua perilaku baik dalam suatu yang dapat mendatangkan manfaat, walaupun itu haram menurut islam. 

Dan sekuler memisahkan urusan duniawi dan urusan akhirat dalam melakukan aktivitas ekonomi, sehingga setiap individu bebas melakukan usaha ekonomi apa saja dengan tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. Ini sangat berbeda dengan etika islam, bahwa setiap muslim yang berbuat apa saja di dunia akan di pertanggung jawabkan di akhirat nanti. 

Sekuler mengajarkan bisni itu untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar besarnya, sedangkan etika islam menekankan pada maksimalnya nilai bukaannya memaksimalkan keuntungan pribadi, dengan demikian, ingin memberikan sumbangan yang besar untuk menjadikan manusia sadar dan mempengaruhi perilaku pemasaran dari dirinya sendiri.

Islam tidak mengakui adanya dinding pemisah antara urusan duniawi dan akhirat selama individu mencari keridhaan allah dan mengikuti perintahnya dalam sehari hari. Segala sesuatu yang dilakukan oleh setiap individu adalah suatu ibadah. Dalam islam semua usaha komersial adalah bentuk kegiatan ibadah nasional,, maupun internasional.

Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu akan di mintai pertanggungjawaban di hadapan Allah, melakukan transaksi transaksi bisnis merupakan kehidupan yang sehari hari kita lakukan, dan transaksi tersebut harus dilaksanakan menurut ajaran islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun