Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Liburan Macet, Hati Terasa Sesak

18 September 2024   20:21 Diperbarui: 19 September 2024   18:43 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembatasan kendaraan pribadi mungkin terdengar ekstrem, tapi terbukti efektif di beberapa destinasi. Pulau Bali, misalnya, pernah mempertimbangkan pembatasan jumlah kendaraan yang masuk ke pulau tersebut untuk mengurangi kemacetan. Meski kontroversial, langkah ini bisa menjadi opsi jika diimbangi dengan penyediaan transportasi publik yang memadai.

Sistem kuota kunjungan bisa menjadi solusi untuk mengendalikan arus wisatawan. Taman Nasional Komodo telah menerapkan sistem ini dengan membatasi jumlah pengunjung dan menaikkan harga tiket masuk. Meski awalnya menuai kontroversi, langkah ini bisa membantu menjaga keseimbangan antara kenyamanan wisatawan dan kelestarian lingkungan.

Penerapan solusi-solusi ini tentu bukan perkara mudah. Butuh kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat. Selain itu, edukasi kepada wisatawan juga menjadi kunci penting. Wisatawan perlu memahami pentingnya berpartisipasi dalam upaya mengurangi kemacetan, misalnya dengan memilih transportasi publik atau mengunjungi destinasi di luar jam sibuk.

Penting juga untuk mempertimbangkan dampak ekonomi dari setiap kebijakan yang diambil. Pembatasan kendaraan atau penerapan sistem kuota harus diimbangi dengan alternatif yang tidak merugikan masyarakat lokal yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata.

Di sisi lain, kita juga perlu mengubah paradigma berwisata. Mengapa harus selalu ke tempat yang sama dan di waktu yang sama? Mungkin sudah saatnya kita mulai menjelajahi destinasi-destinasi baru yang belum terlalu ramai.

Dengan begitu, kita tidak hanya menghindari kemacetan, tapi juga turut membantu pemerataan ekonomi pariwisata.

Tips Berlibur Tanpa Bermacet-macetan

Kunci untuk menghindari kemacetan adalah memilih waktu perjalanan yang tepat. Cobalah untuk berangkat lebih awal atau justru lebih larut malam. Menurut sebuah studi, berangkat sebelum pukul 6 pagi atau setelah pukul 7 malam bisa mengurangi waktu perjalanan hingga 30%. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk mengambil cuti di hari kerja dan melakukan perjalanan di tengah minggu, ketika volume lalu lintas cenderung lebih rendah.

Alih-alih mengikuti arus massa ke destinasi populer, cobalah untuk menjelajahi tempat-tempat yang belum terlalu ramai.

Misalnya, daripada ke Bali yang sudah sangat padat, pertimbangkan untuk mengunjungi Lombok yang menawarkan keindahan alam serupa namun dengan kepadatan wisatawan yang jauh lebih rendah. Selain menghindari kemacetan, Anda juga berkesempatan menemukan hidden gems yang mungkin justru lebih mengesankan.

Transportasi publik bisa menjadi solusi cerdas untuk menghindari kemacetan. Di banyak kota besar, kereta dan bus sering memiliki jalur khusus yang memungkinkan mereka untuk melaju lebih cepat dibandingkan kendaraan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun