Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tapera, Manfaat dan Potensi Penyalahgunaan

4 Juni 2024   23:37 Diperbarui: 6 Juni 2024   07:33 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  demo buruh terkait Tapera (Sumber : asset.kompas.com)

Program Serupa dengan Tapera di Indonesia

Program perumahan serupa dengan Tapera di Indonesia juga diterapkan di beberapa negara lain, seperti Malaysia dan Singapura, dengan berbagai tingkat keberhasilan dan masalah yang dihadapi.

Di Malaysia, terdapat program yang mirip dengan Tapera melalui Employees Provident Fund (EPF). Program ini mewajibkan kontribusi dari pekerja dan pemberi kerja, di mana pekerja menyumbang 11% dan pemberi kerja 12% dari gaji pekerja. EPF tidak hanya mencakup pembiayaan perumahan tetapi juga dana pensiun. Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan perumahan, seperti uang muka, pelunasan pinjaman, dan cicilan perumahan, mengutip ekonomi.bisnis.com (01/06/2024). Program ini terbukti efektif dalam membantu masyarakat memiliki rumah, tetapi juga menghadapi tantangan dalam pengelolaan dana yang besar dan risiko penyalahgunaan.

Di Singapura, terdapat program Central Provident Fund (CPF) yang awalnya dibentuk untuk menyiapkan dana pensiun, tetapi berkembang untuk mencakup pembiayaan perumahan, kesehatan, pendidikan, dan asuransi. Kontribusi CPF bervariasi antara 12,5% hingga 37% dari gaji bulanan pekerja. Dana CPF digunakan dalam dua skema utama: public housing schemes untuk membeli rumah yang disediakan pemerintah dan residential properties schemes untuk membeli rumah di pasar terbuka. Program CPF telah berhasil meningkatkan kepemilikan rumah di Singapura, namun juga menghadapi kritik terkait pengelolaan dana yang sangat besar, melansir detik.com (31/05/2024).

Dari pengalaman Malaysia dan Singapura, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil untuk diimplementasikan atau dihindari dalam program Tapera di Indonesia.

Salah satu kunci keberhasilan program di Malaysia dan Singapura adalah pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel. Kedua negara ini memiliki sistem pengawasan yang ketat untuk memastikan dana kontribusi digunakan sesuai dengan tujuan program. Indonesia harus memastikan bahwa BP Tapera menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan transparan untuk menghindari penyalahgunaan dana.

Malaysia dan Singapura juga menunjukkan pentingnya diversifikasi investasi untuk meminimalkan risiko. Dana yang terkumpul tidak hanya digunakan untuk pembiayaan perumahan tetapi juga diinvestasikan dalam berbagai instrumen yang aman dan menguntungkan. Indonesia dapat menerapkan strategi yang serupa untuk memastikan dana Tapera dikelola dengan baik dan memberikan hasil yang optimal bagi peserta.

Program di Malaysia dan Singapura menawarkan fleksibilitas dalam penggunaan dana, seperti untuk pendidikan dan kesehatan selain dari perumahan. Hal ini dapat meningkatkan daya tarik program bagi peserta. Indonesia dapat mempertimbangkan untuk memperluas cakupan penggunaan dana Tapera, sehingga peserta merasa mendapatkan manfaat lebih dari program ini.

Kedua negara juga menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan pekerja sektor informal ke dalam program. Singapura dan Malaysia menawarkan opsi sukarela bagi pekerja sektor informal. Indonesia harus mencari cara yang efektif untuk mengakomodasi pekerja sektor informal dalam program Tapera, mungkin dengan memberikan insentif atau fasilitas khusus yang menarik bagi masyarakat.

Tapera yang Efektif, Transparan, dan Bebas Riba

Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) hadir dengan tujuan mulia: membantu masyarakat memiliki rumah yang layak. Meski, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan langkah-langkah strategis dan kehati-hatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun