Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

GovTech INA dan Tantangan Akses Pelayanan Publik

3 Juni 2024   10:29 Diperbarui: 3 Juni 2024   11:14 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GovTech INA merupakan kebijakan pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memodernisasi pelayanan publik melalui penerapan teknologi digital. Kebijakan ini dirancang untuk menciptakan sistem pemerintahan yang lebih efisien, transparan, dan terintegrasi guna meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.

Sejalan dengan upaya nasional untuk mengembangkan ekonomi digital dan menciptakan masyarakat digital sesuai Visi Indonesia Digital 2045, GovTech INA menghadapi tantangan, terutama dalam hal akses teknologi yang tidak merata di berbagai wilayah Indonesia. Masyarakat di daerah terpencil dan kurang berkembang sering kali kesulitan mengakses layanan digital akibat keterbatasan infrastruktur internet dan perangkat teknologi.

Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (2022) menunjukkan bahwa masih banyak wilayah di Indonesia yang belum terjangkau oleh jaringan internet yang memadai, menghambat kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan layanan publik digital. Kendala ini mencerminkan kesenjangan digital yang harus segera diatasi untuk memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari modernisasi pelayanan publik ini.

Inovasi dan Efisiensi dalam Pengelolaan Jalan Tol

GovTech INA telah menerapkan berbagai inovasi teknologi untuk meningkatkan pengelolaan dan operasional jalan tol di Indonesia. Salah satu inovasi yang menonjol adalah penerapan Intelligent Transportation System (ITS) oleh PT Jasa Marga (Persero), yang menjadi pusat kendali lalu lintas jalan tol berbasis teknologi pertama dan terlengkap di Indonesia, menurut laporan dari antaranews.com (10/11/2023). ITS mengintegrasikan semua perangkat informasi dan komunikasi di jalan tol, menghasilkan data yang kemudian dianalisis oleh tenaga ahli untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat.

Teknologi ini diwujudkan dalam Jasamarga Tollroad Command Center (JMTC) dan super-app Jasamarga Integrated Digitalmap (JID), yang memfasilitasi pengelolaan pelayanan jalan tol secara terintegrasi. Kedua platform ini memungkinkan petugas memantau lalu lintas secara real-time dan menyediakan informasi penting untuk merencanakan strategi operasional, terutama selama periode lonjakan volume kendaraan seperti masa mudik dan libur panjang.

Inovasi lain yang patut diperhatikan adalah pembangunan jalan tol dengan konsep berkelanjutan, seperti sertifikasi Green Toll Road pertama di Indonesia untuk Jalan Tol Gempol-Pandaan dan Pandaan-Malang. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Jasa Marga terhadap keberlanjutan lingkungan dan pengelolaan jalan tol yang lebih ramah lingkungan.

Penggunaan teknologi dalam pengelolaan jalan tol tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberikan kemudahan akses bagi pengguna jalan. Contohnya, aplikasi Travoy menyediakan informasi lalu lintas real-time melalui CCTV dan fitur event lalu lintas dengan push notification, sehingga pengguna jalan dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik, sebagaimana dilaporkan oleh antaranews.com (25/02/2023).

Penerapan teknologi digital juga memungkinkan efisiensi dalam proses administrasi dan operasional. Dengan pusat kendali lalu lintas berbasis ITS, waktu respons terhadap insiden di jalan tol dapat dikurangi secara drastis, meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. Selain itu, integrasi sistem ini mempermudah koordinasi antar berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan jalan tol, dari petugas di lapangan hingga pengambil keputusan di kantor pusat.

Inovasi dalam pengelolaan jalan tol juga meliputi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di sepanjang jalan tol, mendukung pengelolaan energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Langkah ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional tetapi juga meningkatkan keberlanjutan operasional jalan tol dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, GovTech INA, dengan dukungan inovasi teknologi, telah membawa transformasi dalam pengelolaan jalan tol di Indonesia. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional tetapi juga memberikan kemudahan akses dan layanan yang lebih baik bagi pengguna jalan. Dengan terus mengembangkan dan menerapkan teknologi baru, GovTech INA berkomitmen untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih modern, efisien, dan merakyat.

Tantangan dan Dampak Negatif GovTech INA

Salah satu tantangan utama dalam implementasi teknologi untuk pengelolaan jalan tol adalah biaya tinggi yang dapat memberatkan masyarakat, terutama pengguna harian. Kenaikan tarif tol sering kali menjadi keluhan utama, karena operator tol harus menutupi biaya operasional dan investasi dalam teknologi seperti sistem Intelligent Transportation System (ITS) dan pengembangan aplikasi digital. Hal ini berdampak pada pengguna harian yang mengandalkan jalan tol untuk aktivitas sehari-hari, meningkatkan beban finansialnya.

Selain itu, penerapan teknologi canggih dalam pengelolaan jalan tol menghadirkan tantangan aksesibilitas. Masyarakat yang kurang melek teknologi atau tidak memiliki perangkat digital yang memadai akan kesulitan mengakses layanan ini. Di Indonesia, kesenjangan digital masih nyata, dengan akses internet dan kepemilikan perangkat digital yang belum merata di berbagai daerah. Kesenjangan ini menghambat kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan inovasi teknologi dalam pengelolaan jalan tol, seperti memantau lalu lintas atau melakukan transaksi tol secara elektronik.

Lebih jauh, penerapan teknologi ini berpotensi meningkatkan kesenjangan sosial antara masyarakat perkotaan dan pedesaan. Masyarakat perkotaan umumnya memiliki akses yang lebih baik terhadap teknologi dan infrastruktur digital, sementara masyarakat pedesaan sering kali tertinggal. Kesenjangan ini memperburuk disparitas ekonomi dan sosial, menghalangi masyarakat pedesaan menikmati manfaat penuh dari teknologi yang diterapkan. Selain itu, kesenjangan ini juga mempengaruhi mobilitas dan aksesibilitas masyarakat pedesaan terhadap layanan dan peluang ekonomi di perkotaan.

Risiko ketergantungan pada teknologi juga menjadi tantangan penting. Ketergantungan yang tinggi pada sistem teknologi dapat menyebabkan kerugian besar jika terjadi gangguan teknis atau serangan siber. Misalnya, gangguan pada sistem ITS dapat menyebabkan kekacauan dalam pengelolaan lalu lintas jalan tol dan menghambat operasional sehari-hari. Selain itu, serangan siber terhadap infrastruktur digital dapat mengakibatkan kerugian finansial dan operasional yang urgen, serta mengancam keamanan data pengguna.

GovTech INA dalam Pengelolaan Jalan Tol

Penerapan teknologi dalam pengelolaan jalan tol oleh GovTech INA telah membawa perubahan dalam penggunaan jalan tol di Indonesia. Sebelum teknologi ini diterapkan, data dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menunjukkan bahwa lalu lintas harian rata-rata di jalan tol utama seperti tol Jakarta-Cikampek mencapai sekitar 500.000 kendaraan per hari. 

Setelah penerapan GovTech INA, terutama dengan pengenalan sistem pembayaran elektronik dan Intelligent Transportation System (ITS), volume lalu lintas meningkat menjadi sekitar 600.000 kendaraan per hari. Peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dan kenyamanan yang dirasakan oleh pengguna, melansir laporan bpjt.pu.go.id (31/01/2023).

Kendati, kenaikan tarif tol di 13 ruas jalan tol setelah Lebaran 2024 menimbulkan kontroversi. Kenaikan tarif ini, yang mencapai rata-rata 11-12%, diberlakukan untuk menyesuaikan dengan inflasi dan standar pelayanan minimum (SPM) yang ditetapkan pemerintah. Meskipun diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan infrastruktur, dampaknya cukup berat bagi masyarakat, terutama pengguna harian. Di daerah metropolitan seperti Jakarta, banyak pengguna mengeluhkan peningkatan biaya harian, mengingat jalan tol merupakan rute utama untuk mobilitas sehari-hari.

Reaksi masyarakat terhadap penerapan teknologi baru di jalan tol beragam. Teknologi seperti sistem pembayaran elektronik memang mempercepat proses transaksi di gerbang tol, membuatnya lebih cepat dan praktis dibandingkan dengan pembayaran manual. Walau, kenaikan tarif tol memberatkan bagi pengguna harian. Misalnya, pengguna jalan tol Jakarta-Tangerang merasakan peningkatan biaya yang cukup tinggi, memaksa pengguna mengeluarkan lebih banyak uang setiap bulan hanya untuk biaya tol, yang sangat memberatkan.

Selain itu, beberapa pengguna jalan tol di daerah pedesaan mengeluhkan keterbatasan akses terhadap teknologi baru. Banyak yang tidak terbiasa dengan sistem pembayaran elektronik, dan kesulitan untuk beradaptasi dengan teknologi ini. Kesenjangan digital antara perkotaan dan pedesaan menambah tantangan, menghambat kemampuan masyarakat pedesaan untuk memanfaatkan inovasi teknologi yang diterapkan.

Solusi GovTech INA dalam Pengelolaan Jalan Tol

Salah satu solusi untuk mengurangi beban biaya tinggi yang dirasakan oleh pengguna tol adalah dengan menerapkan kebijakan tarif tol yang lebih terjangkau. Salah satu usulan datang dari calon anggota DPR RI, Dedi Mulyadi, yang mengusulkan pengurangan tarif tol untuk angkutan pangan. 

Menurutnya, tarif tol yang lebih murah untuk angkutan pangan dapat membantu menekan biaya distribusi dan menurunkan harga pangan di pasaran, mengutip dari bandung.kompas.com (03/04/2024). Kebijakan ini juga bisa diperluas untuk mencakup angkutan umum dan kendaraan pribadi yang digunakan untuk perjalanan harian, guna meringankan beban ekonomi masyarakat.

Selain itu, pemerintah dapat mempertimbangkan mekanisme subsidi silang, di mana kendaraan komersial dikenakan tarif lebih tinggi sementara kendaraan pribadi dan angkutan umum mendapatkan tarif yang lebih rendah. Langkah ini dapat memastikan keberlanjutan pendapatan tol sekaligus memberikan keringanan bagi masyarakat yang paling membutuhkan.

Untuk mengurangi kesenjangan akses teknologi, pemerintah harus meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat pedesaan. Inisiatif ini bisa mencakup program pelatihan dan workshop yang fokus pada penggunaan teknologi digital, termasuk cara menggunakan aplikasi tol elektronik dan teknologi terkait lainnya. Program ini bisa dilaksanakan melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan, komunitas lokal, dan perusahaan teknologi.

Penting juga menyediakan fasilitas akses internet yang memadai di daerah pedesaan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan penyedia layanan internet untuk memperluas jangkauan jaringan dan memastikan semua wilayah memiliki akses internet yang stabil dan terjangkau. Dengan demikian, masyarakat pedesaan dapat lebih mudah mengakses informasi dan layanan digital yang disediakan oleh GovTech INA.

Pembangunan infrastruktur digital yang merata juga merupakan kunci untuk mengurangi kesenjangan akses teknologi. Hal ini termasuk pembangunan menara telekomunikasi, jaringan serat optik, dan pusat layanan internet di daerah-daerah yang kurang terlayani. Pemerintah bisa memberikan insentif kepada penyedia layanan telekomunikasi untuk berinvestasi dalam infrastruktur ini di daerah pedesaan dan terpencil.

Selain itu, pengembangan aplikasi dan platform digital yang user-friendly sangat penting. Aplikasi yang sederhana dan mudah digunakan akan memudahkan masyarakat dari berbagai latar belakang untuk beradaptasi dengan teknologi baru. Misalnya, aplikasi tol elektronik yang menyediakan antarmuka intuitif dan dukungan multi-bahasa dapat membantu memperluas penggunaan teknologi di kalangan masyarakat yang kurang melek teknologi.

Dengan menerapkan kebijakan tarif yang lebih terjangkau, meningkatkan literasi digital, dan mengembangkan infrastruktur pendukung, GovTech INA dapat memastikan bahwa manfaat teknologi dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Strategi ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan publik, tetapi juga mendorong inklusivitas dan pemerataan akses teknologi di seluruh Indonesia.

Refleksi Inovasi Teknologi dan Kesejahteraan Masyarakat

Penerapan teknologi dalam pengelolaan jalan tol oleh GovTech INA mencerminkan komitmen serius pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan publik. Inovasi seperti Intelligent Transportation System (ITS) dan sistem pembayaran elektronik telah membawa perubahan dalam aspek kecepatan, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan tol. Meski, di balik kemajuan ini, terdapat tantangan besar, terutama terkait kesejahteraan masyarakat luas.

Menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan kesejahteraan masyarakat adalah cara untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan merakyat. Inovasi harus diiringi dengan kebijakan yang memastikan bahwa manfaat teknologi dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir pihak. Langkah penting mencakup penerapan tarif yang terjangkau, peningkatan literasi digital, dan pengembangan infrastruktur pendukung yang memadai.

Pengawasan pemerintah memiliki peran dalam memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak hanya menguntungkan beberapa pihak, tetapi juga memberikan manfaat luas bagi rakyat. Pemerintah perlu terus memantau dan mengevaluasi dampak penerapan teknologi dalam pengelolaan jalan tol untuk menjamin bahwa manfaatnya dirasakan secara adil dan merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kebijakan yang mendukung kesejahteraan masyarakat harus terus diperkuat, sejalan dengan Sistem Ekonomi Pancasila yang mengedepankan asas kekeluargaan, kegotong-royongan, dan keadilan sosial. Dengan prinsip ini, pemerintah dapat mendorong pemerataan akses ekonomi dan sosial, serta memastikan bahwa teknologi digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Komitmen pemerintah dalam mengatasi kesenjangan digital dengan mengembangkan infrastruktur yang memadai dan meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat pedesaan juga sangat diperlukan. Dengan demikian, seluruh warga negara, termasuk yang berada di daerah terpencil, dapat menikmati manfaat dari inovasi teknologi dan berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Kesimpulannya, inovasi teknologi dalam pengelolaan jalan tol oleh GovTech INA telah membawa banyak manfaat positif. Setidaknya, tantangan seperti kenaikan tarif tol, keterbatasan akses teknologi, dan kesenjangan sosial perlu diatasi melalui kebijakan yang tepat. 

Pemerintah harus terus mengawasi dan memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi juga memberikan manfaat luas bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan keseimbangan yang tepat antara inovasi dan kesejahteraan, kita dapat mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan merakyat. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun