Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

GovTech INA dan Tantangan Akses Pelayanan Publik

3 Juni 2024   10:29 Diperbarui: 3 Juni 2024   11:14 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, GovTech INA, dengan dukungan inovasi teknologi, telah membawa transformasi dalam pengelolaan jalan tol di Indonesia. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional tetapi juga memberikan kemudahan akses dan layanan yang lebih baik bagi pengguna jalan. Dengan terus mengembangkan dan menerapkan teknologi baru, GovTech INA berkomitmen untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih modern, efisien, dan merakyat.

Tantangan dan Dampak Negatif GovTech INA

Salah satu tantangan utama dalam implementasi teknologi untuk pengelolaan jalan tol adalah biaya tinggi yang dapat memberatkan masyarakat, terutama pengguna harian. Kenaikan tarif tol sering kali menjadi keluhan utama, karena operator tol harus menutupi biaya operasional dan investasi dalam teknologi seperti sistem Intelligent Transportation System (ITS) dan pengembangan aplikasi digital. Hal ini berdampak pada pengguna harian yang mengandalkan jalan tol untuk aktivitas sehari-hari, meningkatkan beban finansialnya.

Selain itu, penerapan teknologi canggih dalam pengelolaan jalan tol menghadirkan tantangan aksesibilitas. Masyarakat yang kurang melek teknologi atau tidak memiliki perangkat digital yang memadai akan kesulitan mengakses layanan ini. Di Indonesia, kesenjangan digital masih nyata, dengan akses internet dan kepemilikan perangkat digital yang belum merata di berbagai daerah. Kesenjangan ini menghambat kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan inovasi teknologi dalam pengelolaan jalan tol, seperti memantau lalu lintas atau melakukan transaksi tol secara elektronik.

Lebih jauh, penerapan teknologi ini berpotensi meningkatkan kesenjangan sosial antara masyarakat perkotaan dan pedesaan. Masyarakat perkotaan umumnya memiliki akses yang lebih baik terhadap teknologi dan infrastruktur digital, sementara masyarakat pedesaan sering kali tertinggal. Kesenjangan ini memperburuk disparitas ekonomi dan sosial, menghalangi masyarakat pedesaan menikmati manfaat penuh dari teknologi yang diterapkan. Selain itu, kesenjangan ini juga mempengaruhi mobilitas dan aksesibilitas masyarakat pedesaan terhadap layanan dan peluang ekonomi di perkotaan.

Risiko ketergantungan pada teknologi juga menjadi tantangan penting. Ketergantungan yang tinggi pada sistem teknologi dapat menyebabkan kerugian besar jika terjadi gangguan teknis atau serangan siber. Misalnya, gangguan pada sistem ITS dapat menyebabkan kekacauan dalam pengelolaan lalu lintas jalan tol dan menghambat operasional sehari-hari. Selain itu, serangan siber terhadap infrastruktur digital dapat mengakibatkan kerugian finansial dan operasional yang urgen, serta mengancam keamanan data pengguna.

GovTech INA dalam Pengelolaan Jalan Tol

Penerapan teknologi dalam pengelolaan jalan tol oleh GovTech INA telah membawa perubahan dalam penggunaan jalan tol di Indonesia. Sebelum teknologi ini diterapkan, data dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menunjukkan bahwa lalu lintas harian rata-rata di jalan tol utama seperti tol Jakarta-Cikampek mencapai sekitar 500.000 kendaraan per hari. 

Setelah penerapan GovTech INA, terutama dengan pengenalan sistem pembayaran elektronik dan Intelligent Transportation System (ITS), volume lalu lintas meningkat menjadi sekitar 600.000 kendaraan per hari. Peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dan kenyamanan yang dirasakan oleh pengguna, melansir laporan bpjt.pu.go.id (31/01/2023).

Kendati, kenaikan tarif tol di 13 ruas jalan tol setelah Lebaran 2024 menimbulkan kontroversi. Kenaikan tarif ini, yang mencapai rata-rata 11-12%, diberlakukan untuk menyesuaikan dengan inflasi dan standar pelayanan minimum (SPM) yang ditetapkan pemerintah. Meskipun diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan infrastruktur, dampaknya cukup berat bagi masyarakat, terutama pengguna harian. Di daerah metropolitan seperti Jakarta, banyak pengguna mengeluhkan peningkatan biaya harian, mengingat jalan tol merupakan rute utama untuk mobilitas sehari-hari.

Reaksi masyarakat terhadap penerapan teknologi baru di jalan tol beragam. Teknologi seperti sistem pembayaran elektronik memang mempercepat proses transaksi di gerbang tol, membuatnya lebih cepat dan praktis dibandingkan dengan pembayaran manual. Walau, kenaikan tarif tol memberatkan bagi pengguna harian. Misalnya, pengguna jalan tol Jakarta-Tangerang merasakan peningkatan biaya yang cukup tinggi, memaksa pengguna mengeluarkan lebih banyak uang setiap bulan hanya untuk biaya tol, yang sangat memberatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun