Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah Mahal, tapi Gajinya Sama?

23 Mei 2024   16:46 Diperbarui: 23 Mei 2024   21:16 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para pencari kerja di Ibukota (Sumber : megapolitan.kompas.com)

Kolaborasi erat antara pemerintah, institusi pendidikan, dan industri sangatlah urgen untuk menciptakan program pelatihan yang relevan dan efektif. Pihak industri dapat memberikan masukan mengenai keterampilan yang dibutuhkan dan terlibat dalam merancang kurikulum yang sesuai. Kolaborasi ini juga memungkinkan perusahaan untuk menyediakan tempat magang dan pelatihan kerja bagi siswa.

Contoh sukses kolaborasi ini dapat dilihat di negara-negara seperti Jerman, di mana sistem pendidikan dual (dual education system) menggabungkan pembelajaran di sekolah dengan pelatihan di tempat kerja. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis siswa tetapi juga memberikan pengalaman kerja yang berharga.

Untuk membangun fondasi yang kokoh, kualitas pendidikan dasar dan menengah harus terus ditingkatkan. Meliputi peningkatan kualitas guru melalui pelatihan berkelanjutan dan peningkatan infrastruktur sekolah. Kurikulum pun perlu diperbarui secara berkala untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan pasar kerja.

Pengembangan kurikulum yang menekankan pada keterampilan berpikir kritis, kreatifitas, dan kemampuan beradaptasi sangatlah penting. Selain itu, evaluasi dan monitoring yang rutin terhadap implementasi kurikulum harus dilakukan untuk memastikan efektivitasnya.

Pendidikan Non-Formal dan Keberhasilan Tanpa Gelar

Pendidikan formal, meskipun penting, tidak selalu mampu menampung kebutuhan dunia kerja. Oleh sebab itu, pendidikan non-formal telah menjadi alternatif yang efektif untuk mempersiapkan individu.

Beberapa negara dan komunitas telah menunjukkan keberhasilan dalam menerapkan model pendidikan non-formal. Finlandia, contohnya, terkenal dengan sistem pendidikannya yang fleksibel dan inovatif. Mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek dan magang dalam kurikulum, membekali siswa dengan keterampilan praktis dan pengalaman nyata di lapangan. 

Program pendidikan orang dewasa di Finlandia pun sangat populer, memberikan kesempatan individu untuk terus belajar dan mengembangkan diri sepanjang hayat. Hasilnya, Finlandia memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi dan tingkat pengangguran yang rendah.

Jerman, di sisi lain, menerapkan sistem pendidikan dual yang menggabungkan pembelajaran di sekolah dengan pelatihan di tempat kerja. Sistem ini berlaku untuk pendidikan formal maupun non-formal. 

Melalui program magang yang terstruktur, siswa dapat belajar langsung dari industri dan memperoleh sertifikasi profesional yang diakui. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan siap kerja, terbukti dengan rendahnya tingkat pengangguran pemuda di Jerman.

Kisah sukses Finlandia dan Jerman memperlihatkan bahwa pendidikan non-formal bukan hanya alternatif, tetapi pelengkap bagi pendidikan formal. Dengan menggabungkan pendidikan formal dan non-formal, individu dapat memperoleh skillset yang dibutuhkan untuk thrive di era globalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun