Dalam internal KIB sendiri terjadi perpecahan penentuannya untuk merger dengan Koalisi partai lainnya.
 Faktanya KIB sudah lumpuh secara kebijakkan, diperkirakan sudah tidak mampu untuk mengusung  capres sendiri. Gagasan Pembentukan poros baru Golkar dan PAN yang menduetkan Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan kandas.
Airlangga sendiri sesuai amanat Munas Golkar harus menjadikan dirinya menjadi capres atau cawapres. Tentunya ini menjadi beban berat bagi Golkar dan juga Airlangga Hartarto.
Dari sisi performa politik Airlangga Hartarto justru dikatakan jeblok alias minim prestasi. Gagalnya Airlangga Hartarto menjadi bagian capres atau cawapres menjadi tolok ukur prestasi puncak pencapaian politik. Ketum Golkar ini gagal juga meyakinkan KIB untuk mengusung dirinya menjadi capres atau cawapres.
Indikator kegagalan Airlangga yang paling merugikan partai ketiga elektabilitas Golkar harus terperosok ke angka satu digit.
Airlangga Hartarto saat ini sedang di goyang. Â Partai Golkar digoyang isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk menggantikan Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Bahkan ada sejumlah kader Golkar menyatakan siap maju jadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto, lewat mekanisme Munaslub.
Salah satunya, elektabilitas Airlangga yang rendah, meski sudah diamanatkan menjadi Capres sejak munas tahun 2019.
Hal ini dibuktikan oleh hasil beberapa lembaga survei menyatakan elektabilitas Airlangga sebagai calon presiden (capres) tak pernah menyentuh posisi lima besar teratas.
Contoh beberapa hasil survei yang memberikan petunjuk jika elektabilitas Airlangga Hartarto sangat memprihatinkan.
Hasil dari Lembaga Survei Indonesia (LSI),
Dilakukan sepanjang 12-17 April 2023 melibatkan 1.220 responden dengan margin of error sebesar +/-2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Prabowo Subianto 28,3 persen
Ganjar Pranowo 27,3 persen
Anies Baswedan 21 persen
Ridwan Kamil 7 persen
Agus Harimurti Yudhoyono 2,8 persen
Sandiaga Uno 2,3 persen
Erick Thohir 2,1 persen
Puan Maharani 1,1 persen
Airlangga Hartarto 0,7 persen
Muhaimin Iskandar 0,5 persen
Tidak jawab 6,9 persen