Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dibutuhkan Kolaborasi Bukan Ego Untuk Memenangkan Ganjar Pranowo Presiden 2024

26 April 2023   06:06 Diperbarui: 26 April 2023   06:37 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesta Demokrasi terbesar 5 tahunan sebentar akan digelar. Hanya menghitung beberapa bulan saja, rakyat Indonesia akan memiliki calon DPR dan Presiden baru. Bukan perkara mudah untuk memenangkan calon presiden dalam kontestasi Pilpres 2024. Setidaknya membutuhkan strategi dan juga perenungan mendalam sehingga langkah dan tindakannya bijak dan juga sukses memenangkan pilpres.

Sebagai partai pengusung utama Ganjar Pranowo sebagi calon presiden, sebaiknya PDIP jangan takabur atau sombong  duluan untuk menangkan  Ganjar Presiden di Pilpres 2024.

 Banyak variabel lain yang berpengaruh pada kemenangan atau kekalahan pencapresan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Dalam ranah pilpres, Ganjar Pranowo bukan lagi milik partai ,terapi milik pemilih yang punya hak suara dalam Pemilu 2024 nanti.


Jika PDIP selama dua pileg 2014 dan 2019 menjadi pemenang , bukan berarti
akan bisa menjamin menang  dalam pilpres yang akan diadakan pada tanggal 14  Februari 2024. Ketika PDIP memperoleh  mayoritas suara di pileg sebelumnya bukan berarti menjadi kekuatan  segalanya untuk melakukan kebijakan dan juga membuat keputusan politik pencapresan.

Dua hal yang berbeda cara membaca kekuatan politik dari hasil pemilu ke pemilu.  Pertama bahwa pemilu menghasilkan produk legislator ( DPR) dan pemilu juga memilih langsung presiden.

Jika Pileg dilakukan untuk mengisi jabatan legislatif dari level kabupaten dan kota, provinsi dan pusat. Artinya hak pilih masyarakat menghasilkan jabatan politik di level legislatif terdistribusi bersamaan di wilayah daerah dan pusat.

Untuk kebutuhan mengisi pemerintahan lokal, dapat melakukan pemilihan langsung melalui pemilihan daerah dengan pengajuan calon kepala daerah oleh partai politik di daerahnya sesuai dengan UU pemilu yang berlaku.

Jadi rakyat memilih calon kepala daerah setelah pengajuan calonnya disetujui dan rekomendasikan partai atau koalisi partai. Disusul kemudian dilaksanakannya pemilihan langsung kepala daerah.

Kedua, jika pemilu juga memilih langsung presiden. Pengajuan untuk menjadi calon presiden diatur jelas dalam UU Pemilu No.7 Tahun 2017. Bahwa calon  presiden diajukan oleh partai atau koalisi partai hingga memenuhi ambang batas minimal pencapresan presiden ( presidential threshold).

Dalam Pasal 222 UU Pemilu berbunyi, "Pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua puluh lima persen) dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Disini nampak sekali ditekankan bagaimana proses pencalonan presiden secara resmi diajukan. Sebelum dipilih calon presiden harus mendapatkan rekomendasi dari partai atau koalisi partai yang memenuhi Presidential Threshold terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun