Mohon tunggu...
Hertasning Ichlas
Hertasning Ichlas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Seorang penulis lepas dan peneliti antropologi pembangunan terutama relasi negara, hukum dan sektor agraria di Van Vollenhoven Institute, Universitas Leiden.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bambang Pranoto dan Kisah Minyak Kutus-Kutus

16 Juli 2024   16:22 Diperbarui: 16 Juli 2024   19:10 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bambang Pranotocredit foto: Kutus-Kutus Property International BV

Terawan, menteri kesehatan saat itu menyadari peran penting minyak itu dalam melawan virus COVID-19. Sang menteri meminta khusus kepada pemiliknya agar harga minyak itu diturunkan supaya terjangkau masyarakat bawah. Bambang Pranoto kemudian mengubah harganya dari sebelumnya 230 ribu menjadi 170 ribu rupiah.
 
Sepanjang karirnya minyak balur tersebut hingga kini menjadi ancaman terhadap 50 persen perusahaan farmasi. Salah satu perusahaan farmasi besar pernah berusaha serius untuk membeli perusahaan Kutus-Kutus. Tantangan lainnya, sekitar 70-an persen pemalsuan dan bajakan minyak itu telah beredar di masyarakat terutama melalui pemesanan daring.


Namun saya menikmati jawaban ringan Bambang Pranoto yang mengatakan semakin ramai pembajakan semakin banyak pula orang yang mencari aslinya. Ia tidak banyak khawatir soal itu.

Namun saya merasakan kekecewaan dan getir saat Ia menceritakan bagaimana anak tirinya yang Ia besarkan dan percayakan untuk membantunya mengembangkan Kutus-Kutus menikamnya dari belakang.
 
Ia mempercayakan pendaftaran merek dan logo Kutus-Kutus kepada anaknya itu. Namun anaknya menggunakan kesempatan itu untuk memahkotakan dirinya sendiri sebagai pemilik legal merek dan logo produk tersebut.
 
Bambang Pranoto merelakan merek dan logo itu pergi digondol dengan cara licik bersama milyaran rupiah yang harus Ia tanggung sebagai implikasi keuangan dari pengkhianatan tersebut.
 
Ia memutuskan tidak meladeni permintaan uang anak tirinya yang angkanya fantastis untuk mengambil kembali logo dan merek minyak itu. Kutus-Kutus di tangannya kini berubah menjadi Kutus-Kutus beraksara Bali dari sebelumnya bertuliskan latin yang kini dikuasai oleh anak tirinya.
 
Sesuatu yang besar akan terjadi lagi dengan hidupnya dan minyak balurnya.
 
Kesehatan Bambang Pranoto terpelanting untuk kedua kalinya ketika Ia mengalami lumpuh kembali di sekitar pinggang dan kaki kanan pada Desember 2023. Berhari-hari Ia hanya bisa terbaring lunglai. Dokter tidak bisa melihat sesuatu yang bermasalah pada tubuhnya.

Ia kembali berinisiatif menyembuhkan dirinya sendiri. Pada pertengahan Januari 2024 Ia menyeret kakinya separoh ngesot sambil menahan rasa kesakitan agar bisa ke pasar Badung di Bali untuk memilih dan mengumpulkan rempah-rempah yang diperlukan untuk mengobati dirinya sendiri.

Seiring penyembuhan dirinya oleh minyak baru buatannya, Ia mentransformasi minyak balurnya menjadi Kutus-Kutus aksara Bali dengan olahan 69 bahan dan ramuan baru bernama Minyak Balur Sanga-Sanga dengan olahan 140 bahan beraroma lavender dan bunga pudak yang langka yang tumbuh di tepi pantai di Bali.
   
Bambang Pranoto memasuki senjakala usia namun Ia memasukinya dengan gagah setelah melalui setiap peperangan hidup yang dijalaninya sejak kecil dengan sikap menerima. Kini minyak balurnya beserta produk turunan lainnya sedang gencar menembus pasar dunia termasuk di 27 negara di Eropa.
 
Kastilnya di Belanda, tempat saya dua kali bertemu untuk menyelami dirinya sebenar-benarnya adalah perwujudan kehidupan desanya bukan simbol kesombongan namun pesan kecil kepada orang-orang Indonesia bahwa Ia bisa dan telah sampai di titik ini dengan usahanya sambil mengibarkan bendera merah putih di halaman depan rumahnya.
 
Dalam setiap penerimaannya untuk senantiasa menghadapi pahit getir kehidupan dengan tabah tanpa sumpah serapah dan laku menyalahkan siapa pun apalagi menyalahkan sang Pencipta, Ia sebenarnya mentransformasi dirinya seperti pula minyak balurnya. Menjadi manusia kuat yang tak terkalahkan. []

*Penulis lepas sedang studi dan bermukim di pinggiran Den Haag

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun