Lebih penting lagi, Neil Amstrong mengatakan, "Tidak ada prestasi besar tanpa risiko besar." Namun, saya tetap mencoba untuk meminimalkan risiko besar itu agar anak-anak tetap bisa meraih prestasi besarnya dengan belajar yang rajin dibarengi dengan semangat untuk tidak mudah menyerah dan hal-hal baik lainnya.
7. Pintar beradaptasi
Perubahan bisa terjadi dengan tiba-tiba. Proses belajar dari rumah, misalnya, merupakan bentuk perubahan yang harus direspons dengan tepat oleh orang tua maupun anak. Ini secara tidak langsung mengingatkan saya untuk melatih anak beradaptasi terhadap perubahan.Â
Orang yang mudah beradaptasi akan mudah pula meraih kesuksesan. Di tempat kerja, misalnya, karyawan yang cepat beradaptasi dengan suasana kantor akan lebih cepat bekerja dengan baik. Anak pun, jika pintar beradaptasi dengan cara belajar yang baru, maka akan lebih cepat pula menyerap ilmu-ilmu baru.
Stephen W. Hawking mengatakan, "Kecerdasan adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan." Fisikawan teoretis dan kosmolog terkenal abad ke-21 ini juga mengungkapkan, "Orang yang membanggakan IQ adalah pecundang." Selaras dengan itu, sebagai orang tua saya diingatkan untuk tidak melulu fokus pada membuat anak pintar, tapi agar saya juga fokus untuk membangun karakter baik anak-anak.
Dengan demikian, ada makna dan tujuan ketika anak belajar menjadi pintar. Tidak sekadar pintar otak, namun juga memiliki kecerdasan lainnya, seperti yang sudah saya sebutkan di atas.Â
Stephen W. Hawking, yang terkenal dengan bukunya, A Brief History of Time, juga mengatakan, "Sekarang kita semua terhubung dengan internet, seperti neuron yang ada di otak raksasa."
Melalui jaringan internet itulah semoga saya juga bisa memanfaatkannya untuk mendidik anak supaya tidak hanya pintar, tapi juga memiliki keunggulan lainnya yang berguna, bermanfaat untuk banyak orang.
Salam inspirasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H