Puisi tersebut hadir menggambarkan relasi antara individu dengan struktur sosial. Ada penolakan terhadap ajaran yang bersifat dogmatis, seperti petuah dan aturan yang dianggap mengikat kebebasan berpikir.
Puisi tersebut menggambarkan sikap kritis terhadap struktur sosial yang cenderung memaksakan kepatuhan tanpa memberikan ruang untuk refleksi individu?
Puisi "Ajari Aku" menggambarkan perjuangan eksistensial antara kepatuhan terhadap tradisi dan keinginan bebas berpikir. Mencerminkan pemberontakan terhadap hal-hal yang membelenggu. Metafora digunakan untuk memperkuat pesan tentang pentingnya membaca sebagai jalan menuju kesadaran dan kebebasan.
Bagaimana dengan puisi "Sajak Batu"?
Puisi itu mencerminkan hubungan manusia yang penuh konflik dan kemandegan emosional.
Sajak Batu
yang hitam kaku membeku adalah aku dalam hatimu berwarna-warni, mengeras debu mengendap karang melapis-lapis kedengkian keniscayaan tak lagi mungkin terhindari akankah kau tepiskan hingga rasa sakit berdarah-darah
akulah batu karang membeku berlapis kisah yang pudar menghitam
berhalakan aku seberhala-berhalanya hingga tak lagi ada
hitamkan aku sehitam-hitamnya hingga sinar mengurai warna
akulah batu hitam tak berbatas hingga akhir tatap bekumu
Puisi ini menunjukkan ketegangan antara kegelapan (kedengkian, kebencian) dan harapan akan pencerahan. Mengekspresikan perasaan terisolasi, transformasi emosional, dan harapan keluar dari kegelapan menuju kedamaian.
Bagaimana perkembangan sastra di Yogyakarta?
Sewaktu tahun 1980-an terasa mulai banyak penyair-penyair dan sastrawan bermunculan di Yogyakarta, seiring dengan banyaknya koran dan penerbitan buku. Ditambah banyaknya komunitas yang menyelenggarakan kegiatan sastra. Baik berupa diskusi, pembacaan puisi, pembacaan cerita pendek, maupun pentas teater.Â
Belum lagi ditambah dengan keberadaan berbagai radio yang menyiarkan acara pembacaan buku, puisi, sandiwara radio, dan obrolan sastra. Artinya dinamika kehidupan sastra sangat kentara. Banyaknya sastrawan yang muncul, menyebabkan saya tidak mampu mengenal mereka satu per satu.
Saat ini kegiatan sastra sangat riuh di Yogyakarta karena dukungan lembaga terkait, utamanya Dinas Kebudayaan Yogyakarta. Ada berbagai macam lomba, temu sastra, temu komunitas, pementasan, pameran sastra, dan banyak kegiatan lainnya.
Bagi saya, kehidupan sastra di Yogyakarta tidak akan pernah mati karena banyak ide-ide kreatif yang bermunculan dari kalangan pengayom, pelaku, maupun pecinta sastra. (*)