Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Waring, Wena, dan Wanua

28 Juli 2024   18:18 Diperbarui: 28 Juli 2024   21:19 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBi). Sumber: KOMPAS/SUPRIYANTO

Seingat saya, kata waring pernah mengedepan ketika Anies Baswedan masih menjabat Gubernur DKI. Saat itu, menjelang perhelatan Asean Games 2018, Indonesia sebagai tuan rumah, ia berinisiatif menutup Kali Item (Kali Sentiong) dengan kain waring agar atlet yang menginap di Wisma Atlet Kemayoran tidak mencium aroma kurang sedap Kali Item yang berlokasi di samping Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Tindakan itu akhirnya memunculkan kontroversi karena ratusan meter kain waring berwarna hitam yang menelan anggaran lebih dari setengah milyar rupiah terbuang percuma karena fungsi kain waring sebagai penahan bau hanya mampu bertahan selama empat bulan. 

Alasan lain pencopotan kain waring (dilakukan pertengahan November 2018) karena Kali Item akan dipasangi sheet pile (dinding tetap) sebelum dilakukan pengerukan. 

Menanggapi kontroversi tersebut, ada saja nitizen yang usil memberi komentar. Misalnya saja @rivkie rivai, dan hilanglah 580 juta secara sia-sia serta @toto indo, waring dialihkan untuk yatim piatu saya lebih rela (keduanya dikutip dari detiknews, 15/11/2018).

Setelah kurang lebih enam tahun berlalu, detiknews kembali memunculkan kata waring, meskipun kali ini tidak dikaitkan dengan sosok Anies Baswedan.

"Bapak tau tidak istilah waring, wena, wanua?" tanya Ibu Negara Omah Ampiran, sesaat saya bangun pagi.

Tentu saya cepat-cepat menggelengkan kepala karena memang tidak paham dengan makna tiga kata itu dan situasinya masih "mengumpulkan nyawa" agar diri ini dapat segera beranjak dari pembaringan.

Ibu Negara Omah Ampiran bergegas menyodorkan gawainya, memperlihatkan tulisan Luthfi Zian Nasifah "Apa Itu Waring Wera Wanua yang disingkat WWW? Begini Sejarah dan Cara Kerja" (detiknews, 28/7/2024).

Dijelaskan bahwa Waring Wera Wanua merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris World Wide Web (WWW), layanan pencarian informasi di internet. Lewat triple W (WWW), siapa pun bisa mengakses berbagai media massa/informasi dengan mengikuti serangkaian tautan HTTP. 

Pengguna dapat memanfaatkan browser yang terpasang di komputer, seperti Microsoft Edge, Google Chrome, atau Mozilla Firefox.

Mencari makna kata/Foto: Hermard
Mencari makna kata/Foto: Hermard

Lewat KBBI online saya berupaya mengetahui makna kata waring, wera, dan wanua. Ternyata pengertiannya berbeda dengan paparan Nasifah.

Dalam KBBI dijelaskan lema waring memiliki pengertian sirib---alat untuk menangkap ikan, alasnya terbuat dari jaring, dan tangkainya terbuat dari bambu--yang ukuran mata jaringnya lebih kecil, biasa digunakan untuk menangkap benih ukuran banyak. 

Kata wera belum termuat dalam KBBI. Sedangkan kata wanua bermakna daerah teritorial adat dalam suku Bugis, terdiri atas beberapa kampung.

Lalu bagaimana kita bisa menyandingkan kata waring wera wanua dengan World Wide Web?
Ternyata kata waring, wera, dan wanua baru berupa usulan sebagai padanan dalam bahasa Indonesia untuk menggantikan istilah world, wide, dan web dalam konteks World Wide Web.

Waring berasal dari kata war yang berarti dunia, mencerminkan world--- menekankan aspek global atau mendunia dari jaringan internet. Wena berasal dari kata wena yang berarti luas, mencerminkan wide-- menekankan keluasan jangkauan jaringan yang bisa diakses dari manapun.

Sedangkan kata wanua berasal dari kata wanu yang berarti jaringan, mencerminkan web-- menekankan aspek jaringan atau web itu sendiri, terdiri dari berbagai situs dan halaman yang saling terhubung.

Kata waring, wena, dan wanu dipilih untuk menggantikan istilah world, wide, dan web agar masyarakat mengedepankan kearifan lokal, mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia.

Keinginan ini sangat beralasan karena kata waring, wera, wanua sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu waring (jala), wera (luas), dan wanua menggambarkan daerah atau wilayah yang dihuni (Wikipedia). 

Utamakan bahasa Indonesia/Foto: Hermard
Utamakan bahasa Indonesia/Foto: Hermard
Dalam bahasa Indonesia, kata waring berdekatan maknanya dengan jaring dan wanua dekat maknanya dengan benua.

Penggunaan istilah ini juga dimaksudkan membantu menjaga pelestarian bahasa Indonesia dan memberikan pemahaman yang lebih mudah kepada masyarakat yang kurang familiar dengan istilah dalam bahasa asing (Inggris).

Artinya, penggunaan kata World Wide Web dapat diubah menjadi Waring Wena Wanua. Selaras dengan itu, maka kata Website bisa diganti menjadi Situs Wanu atau Laman Wanu.

Namun, perlu diingat bahwa istilah-istilah ini masih belum umum digunakan dan mungkin memerlukan waktu serta dukungan dari berbagai pihak agar bisa diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia.

Seperti kita ketahui, untuk memasukan kata/lema baru dalam KBBI, sebagai standar bahasa Indonesia resmi, mau tidak mau melalui proses panjang yang ketat agar dapat diakui. 

Bahasa sebagai indikator nasionalisme/Foto: Hermard
Bahasa sebagai indikator nasionalisme/Foto: Hermard
Semoga kata/lema waring, wena, dan wanu segera melalui proses ini dan diakui sebagai bahasa Indonesia baku untuk padanan kata World Wide Web (WWW). 

Meskipun kenyataannya sampai saat ini banyak masyarakat Indonesia yang lebih akrab dengan kata website, online, upload, link, dibandingkan kata laman, dalam jaringan (daring), unggah, dan pranala atau hipertaut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun