Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan ke Timur, Rujak Mak Pat, dan Tiga Situs Majapahit

15 Juli 2024   11:53 Diperbarui: 15 Juli 2024   22:13 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentirtaan suci/Foto: Hermard
Pentirtaan suci/Foto: Hermard
Candi Tikus merupakan salah satu contoh arsitektur dan seni pemandian suci pada masa Kerajaan Majapahit. Situs ini memberikan gambaran tentang teknologi pengelolaan dan arti penting air dalam kehidupan masyarakat Majapahit.

Melihat dari bentuk dan susunan candi, menyerupai gunung Mahameru di India, maka para ahli meyakini Candi Tikus merupakan petirtaan suci. Artinya, air dari tempat tersebut dianggap sebagai air suci.

Ada masyarakat yang menghubungkan Candi Tikus dengan pentirtaan (candi) Jalatunda yang berada di lereng barat Gunung Penanggungan, Dukuh Balekambang, Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto. 

Jika dianggap sebagai ular, maka Candi Jalatunda (merupakan pentirtaan tertua di Jawa Timur) dianggap sebagai kepala, sedangkan pentirtaan Candi Tikus (terletak di dataran rendah) merupakan ekornya.

Bayangan di Candi Brahu/Foto: Hermard
Bayangan di Candi Brahu/Foto: Hermard

Menurut Heni Kertopawiro, seorang ahli penerawangan, ada hubungan antara Candi Tikus dengan Candi Brahu yang hanya berjarak tujuh kilometer.

"Kemungkinannya Candi Tikus merupakan tempat ritual penyucian diri dan Candi Brahu adalah tempat peribadatan. Jadi ada konektivitas," jelas perempuan yang tinggal tak jauh dari lokasi makam Raja-raja Imogiri, Yogyakarta.

Keteduhan Candi Brahu/Foto: Hermard
Keteduhan Candi Brahu/Foto: Hermard
Candi Brahu terletak di desa Bejijong, Trowulan, merupakan candi Budha yang diperkirakan berusia lebih tua dibandingkan kerajaan Majapahit.

Candi Brahu sudah ada ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk, bahkan candi ini sudah ada ketika masa pemerintahan Raja Brawijaya I (dikutip dari bejijong.desa.id). Oleh sebab itu, Candi Brahu diperkirakan candi pertama yang dibangun di situs Trowulan.

Dalam prasasti Alasantan (9 September 939 Masehi)- ditemukan di sisi barat candi- tertulis kata Warahu atau Wanaru, bermakna bangunan suci untuk acara keagamaan. Kata Wanaru kemudian dikaitkan dengan kata Brahu. Prasasti tersebut juga menyebutkan jika pembuatan Candi Brahu atas perintah Raja Empu Sendok dari Kahuripan.

Di depan Candi Brahu/Foto: Agus Widodo
Di depan Candi Brahu/Foto: Agus Widodo
Candi Brahu berbeda dengan candi-candi di Trowulan. Pada umumnya candi di Trowulan dibangun ketika masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Candi ini memiliki relief yang menggambarkan sekretisme antara agama Hindu dan agama Budha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun