Menggelas dimulai dengan mengikatkan ujung benang ke sebuah tiang. Kelosan benang dimasukkan ke dalam kaleng dan benang diulur sambil berjalan mundur mencapai tiang pancang di seberang yang berjarak tiga sampai lima meteran.
Gelasan baru selesai jika benang sudah habis mengelilingi dua tiang rentangan. Benang dibiarkan sampai semua kering dan digulung ke kaleng susu atau kaleng besar lainnya.
Layangan yang diterbangkan dengan benang gelasan tabu mendekati atau menyerang layangan dendang---layangan besar dengan badan dilengkapi karet kolor tipis---dan mengeluarkan suara dengungan di udara.Â
Layangan ini biasanya dinaikkan/ditarik menggunakan benang besar, senar pancing, atau benang nilon. Di penghujung tali teraju (tali goci) ada yang dibuat semacam benang simpul cukup besar, berfungsi menahan jepitan tumpukan sobekan kertas kecil-kecil yang dikirim dari pemain layangan.Â
Sesampainya "jepitan" di simpul benang, otomatis sobekan kertas akan terlepas dan terbang menghiasi udara.
Larangan lainnya bagi layangan benang gelasan adalah menyerang layangan hias---layangan biasa diberi hiasan buntut panjang dan rubai semacam anting-anting di sisi kanan dan kiri layangan.Â
Kehadiran layangan dendang maupun layangan hias sebagai pertanda bahwa musim layangan akan berakhir. Biasanya, pemain layangan benang gelasan juga akan meramaikan akhir musim layangan dengan beralih memainkan layangan hias.
Sebenarnya tidak ada peraturan tertulis mengenai larangan menyerang layangan dendang maupun layangan hias. Tetapi semua pemain layangan gelasan akan menjauhi dan milih bermain di tempat lain tanpa mengganggu ketenangan layangan dendang/hias yang tengah terbang tenang di udara.Â
Biasanya layangan hias diterbangkan orang dewasa untuk menghibur anak-anak mereka. Atau mengajari anak-anak bermain layangan.
Bagaimana, sudah siap tarik ulur benang menerbangkan layangan? (Herry Mardianto)