Bila arus lalu lintas berangkat dari arah timur masuk ke kota Kupang, ada satu tulisan menarik di sana, KUPANG KOTA KASIH. Beberapa tahun lampau, kata KASIH selain makna pada kata itu sendiri, pernah menjadi akronim dari Kupang, Aman, Sehat, Indah, dan Harmonis. Jadi, bila jembatan Liliba menonjol dengan kisah tewasnya raga bermuatan cinta, betapa sangat bertolak belakang dengan slogan Kota Kasih.Â
Semua berpulang kepada individu untuk pengambilan keputusan tentang kehidupan. Memang patut diakui bahwa tentang tewasnya orang tertentu di Jembatan Liliba karena membuang/bunuh diri , bukanlah pilihan yang tepat. Anggota masyarakat hingga pemerintah kota Kupang dan jajarannya sungguh tak menghendaki orang tertentu menghabisi diri sendiri di tempat ini. Â Solusi atas masalah cinta dan hal lainnya, bukanlah dengan bunuh diri, tetapi dengan cara dan pendekatan humanis yang membangkitkan semangat hidup. Siapakah yang dapat memberi solusi?
Pertama-tama keluarga, kaum rohaniawan, ulama, pemerintah kota Kupang di semua jajarannya, dan banyak lagi pemangku yang dapat memberi solusi. Beragam media telah dan akan terus dimanfaatkan oleh mereka untuk mengingatkan, menasihati dan menginspirasi agar orang dapat melakukan hal-hal terpuji.
Â
Â
Umi Nii Baki-Koro'oto, 30 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H