Seperti saat membawa troli yang penuh belanjaan di supermarket di tengah-tengah puluhan manusia yang rela antri memborong bahan makanan untuk menyambut hari Natal dan Tahun Baru. Itu juga yang diperlukan di sekitar lingkungan, bagaimana menjaga dan membawa diri kita di dalam pergaulan dengan sesama dan tentu saja dengan Sang Pemilik Kehidupan. Karena pada dasarnya setiap kesombongan yang dibuat sendiri ataupun kesombongan dengan berjamaah, sama-sama memiliki konsekuensi di hadapan Tuhan.
Tanpa melalui protokoler resmi, penulis membuka status di whatsapp milik sahabat yang tiba-tiba muncul. Tertulis. Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama Tuhan, Allah kita. Dan itu bukan suatu kebetulan. Sungguh ini menyadarkan, kita bukanlah siapa-siapa di hadapan Tuhan. Begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H