Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menurut....

7 April 2023   10:00 Diperbarui: 7 April 2023   10:03 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keadaan lingkungan menjadi pengaruh yang sangat kuat dalam memahami posisi kita sebagai murid, dalam artian sesungguhnya seperti saat kita bersekolah dulu. Dengan harapan apa yang kita lakukan secara nyata, bisa ditiru oleh generasi berikutnya. Seperti halnya program Multi Level Marketing.   

 

Bahkan itupun seharusnya dibawa ke dalam perjalanan kehidupan rohani kita. Seperti halnya yang dimaksud, itu adalah menurut kepada Sang Khalik dalam koridor keimanan kita masing-masing. Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Tuhan mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

pexels-kadir-akman-16116852
pexels-kadir-akman-16116852

Jadi jelas di sini, sebetulnya Tuhan Yang Maha Kuasa sudah menetapkan diri kita menjadi seorang murid. Karena dari-NYA, semua materi tentang perjalanan kehidupan umat manusia bisa diterima dan kita tinggal menurut. Yang menjadi persoalannya adalah ketika terjadi murid yang ngeyel dan membangkang. Gimana kelanjutannya ?

Seperti halnya ketika ada upacara ibadah perayaan Nyepi, ada ibadah puasa Ramadhan dan ada ibadah perayaan Paskah yang berdekatan. Pertanyaan kepada masing-masing individu sesuai dengan standar keimanannya adalah, apakah sudah menurut dan menjalankan ibadahnya dengan sepenuh hati atau malah bolong-bolong ? Begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun