Keadaan lingkungan menjadi pengaruh yang sangat kuat dalam memahami posisi kita sebagai murid, dalam artian sesungguhnya seperti saat kita bersekolah dulu. Dengan harapan apa yang kita lakukan secara nyata, bisa ditiru oleh generasi berikutnya. Seperti halnya program Multi Level Marketing. Â Â
Â
Bahkan itupun seharusnya dibawa ke dalam perjalanan kehidupan rohani kita. Seperti halnya yang dimaksud, itu adalah menurut kepada Sang Khalik dalam koridor keimanan kita masing-masing. Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Tuhan mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Jadi jelas di sini, sebetulnya Tuhan Yang Maha Kuasa sudah menetapkan diri kita menjadi seorang murid. Karena dari-NYA, semua materi tentang perjalanan kehidupan umat manusia bisa diterima dan kita tinggal menurut. Yang menjadi persoalannya adalah ketika terjadi murid yang ngeyel dan membangkang. Gimana kelanjutannya ?
Seperti halnya ketika ada upacara ibadah perayaan Nyepi, ada ibadah puasa Ramadhan dan ada ibadah perayaan Paskah yang berdekatan. Pertanyaan kepada masing-masing individu sesuai dengan standar keimanannya adalah, apakah sudah menurut dan menjalankan ibadahnya dengan sepenuh hati atau malah bolong-bolong ? Begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H