Mohon tunggu...
Herman Hidayat
Herman Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Peminat Kajian-Kajian Filsafat dan Spiritualitas. Penikmat Musik Blues dan Jazz. Menyukai Yoga dan Tai Chi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al Hikam, Mengingatkan Diri

25 Mei 2018   10:43 Diperbarui: 30 Mei 2018   14:23 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malah dengan rasa gembira. Dan bukan dengan tangisan keluh kesah. Dan tentu saja, Dia akan lebih senang melihatmu kembali kepadaNya dalam kegembiraan, ketimbang dalam keluhan, tangisan dan mungkin dalam keputus-asaan.

Maka, pastikan engkau senantiasa berSyukur, disamping engkau selalu memohon kepadaNya. Dengan senantiasa berSyukur; Insya Allah permohonanmu tidak akan sering ditahan-tahanNya.

***

Jika setiap Do’a permohonanmu bisa engkau akhiri dengan sikap ridha dan ikhlas; alangkah akan luar biasa, alangkah akan menyenangkanNya. Do’a disampaikan benar-benar sekedar untuk menunjukkan ke-hamba-anmu. Do’a disampaikan sekedar karena engkau ingin berbincang denganNya. Sedangkan atas hasilnya, engkau sungguh akan senantiasa ridha dan ikhlas akan keputusanNya.

Alangkah luar biasa jika engkau dapat melakukannya. Dan luar biasanya lagi, sangat boleh jadi justru permohonanmu akan tidak terhalang.

***

BerDo’a bisa saja seenakmu, kapan saja. Tapi, bila tiap sebentar-sebentar engkau berDo’a kembali dan kembali, perlu engkau periksa dirimu sendiri; engkau ini sekedar type orang cerewet, atau malah sebenarnya engkau tidak percaya kepadaNya?

Bila setiap kali engkau selesai berDo’a, lalu hatimu bukannya menjadi ringan dan pikiranmu tenang, malah terus menerus engkau mengingat hasratmu dengan cemas dan khawatir, menunggu kapan permohonanmu dikabulkanNya, dan tentu saja diikuti oleh kecewa; engkau sungguh-sungguh perlu memeriksa dirimu, sebenarnya engkau ini ber-Iman kepadaNya ataukah tidak?

Sangat boleh jadi, Do’a-mu yang diulang-ulang itu, atau ingatanmu yang tidak berkesudahan tentang hasratmu itu; malah justru akan menjadi penghalang bagi dikabulkanNya permohonanmu itu. Karena sebenarnya, dalam Do’amu yang berbusa-busa itu; engkau pada hakekatnya tidaklah berDo’a kepadaNya. Di dalam hatimu yang paling dalam, engkau sebenarnya tidak pernah me-mohon kepadaNya. Di lubuk hatimu yang paling tersembunyi, engkau sebenarnya tengah bergelantungan pada angan-angan kemampuanmu sendiri, mengira dirimu lah yang melakukan dan menghasilkannya.

Hanya engkau masih juga selalu mengira engkau sedang berDo’a kepadaNya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun