Maka, mengabaikan urusan-urusan kita sendiri, dan justru sok sibuk mau mengurusi hal-hal yang Dia sendiri Janji akan menguruskannya untuk kita, apatah lagi dengan sekedar mengkhawatirkannya sepanjang waktu: alangkah bodohnya?
***
Do'a memang bisa berupa apapun, berat atau ringan, besar atau kecil: tapi mungkin alangkah baiknya jika meliputi kepentingan ukhrawimu juga, disamping hanya kepentingan duniawimu saja. Dunia dan akhirat sekaligus. Fisikal dan Ruhaniah.
Pelan-pelan, mudah-mudahan: Ruhaniahmu, Akhiratmu, Ukhrawimu, akan semakin menjadi prioritas. Dan Fisikalmu, Duniawimu: akan menjadi semakin ringan bagimu. Insya Allah.
***
Mulailah semua Do'a-mu itu dengan Istighfar. Pertama-tama, dan yang Utama; mintalah ampunan atas dosa-dosa dan khilaf-mu, sebelum kemudian engkau mohon pertolongan untuk urusan-urusan duniawi-mu. Bukan-kah Istighfar adalah Do'a, dan mungkin justru Do'a yang terpenting, yang Pertama dan Utama?
Jika suatu ketika ber-Do'a lalu terasa berat, sangat berat, seperti tanpa harapan, kehilangan keyakinan, atau juga sekedar kesulitan meng-"hadir"-kan hati ke hadapan-Nya; perbanyaklah Istighfar. Seratus kali. Mungkin Seribu kali. Insya Allah, hatimu akan kembali hadir ke dalam Do'a. Dengan ini, engkau tidak lah menyia-nyiakan waktu-waktu ber-Do'a-mu. Mungkin justru telah memanfaatkan dengan sangat baik.
Rutinkan, dawam-kan, dzikir Istighfar, mungkin minimal 1000x sehari, dalam berbagai kesempatan; selesai Shalat, sebelum Shalat, ketika sedang berbaring, sedang berjalan dan ketika sedang apapun, selagi memungkinkan. Ketika sedang gundah, ketika sedang gusar hati, ketika sedang gembira, ketika sedang penuh harap.
***
Setiap kali kita dihadapkan pada kesulitan, merasakan hidupmu menjadi seperti sangat berat, atau sekedar tiba-tiba kehilangan kegembiraan dan keringanan hati; Istighfar-lah. Perbanyak Istighfar.
Ketika ada yang sangat engkau hasratkan; ber-Do'a-lah. Atau, sekedar ber-Istighfar-lah. Mungkin justru Istighfar adalah Do'a yang terbaik bagimu. Karena, setiap kali engkau menghasratkan sesuatu, apalagi begitu sungguh-sungguh engkau hasratkan; sesungguhnya Allah jua-lah yang menanamkan hasrat itu di dalam hatimu. Dan ketika Allah telah berkenan menanamkan hasrat itu, sesungguhnyalah Allah memang berkenan meng-anugrah-kannya kepadamu; mungkin hanya dan hanya karena dosa-dosamulah maka semua itu masih tertahan.