Tujuan dan Pelaksanaan Desa Makmur Peduli Api
Dengan mata pencaharian yang beragam tersebut, APP menggunakan Desa Makmur Peduli Api ini untuk setidaknya 4 tujuan:
1)Penguatan relasi yang harmonis antara perusahaan dan Masyarakat Desa;
2)Peningkatan Ekonomi dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa lewat pemanfaatan sumberdaya hutan; 3)Memperkuat dukungan terhadap implementasi Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/FCP)
4)Pencegahan Gangguan Hutan seperti kebakaran hutan dan lahan.
Tujuan lain lebih bersifat penyelesaian konflik lahan seperti memperjelas batas desa dalam kawasan hutan.
Lalu bagaimana pelaksanaan DMPA sendiri? Setidaknya, terdapat empat tahapan:
1)Penyiapan Sistem dan Organisasi,
2)Perencanaan DMPA bersama masyarakat
3)Eksekusi DMPA serta
4)Monitoring dan Evaluasi.
Pada tahun 2016 ini, DMPA dipersiapkan di 5 wilayah yang saat ini sudah dalam tahapan finalisasi panduan, modul dan pelatihan. APP juga mengidentifikasi dan berkomunikasi aktif dengan mitra potensial untuk melaksanakan program DMPA.
Tahun ini, DMPA dilaksanakan di 80 desa terpilih yang sudah melalui tahapan identifikasi. Sambil berjalan, Sinar Mas Forestry juga tengah menyiapkan 120 desa untuk dilaksakan pada awal 2017.
Akankah Program DMPA ini menjadi sebuah solusi?
Dengan biaya yang digelontorkan hingga 135 miliar (10 juta dollar, dengan kurs 1 dollar = Rp 13.500) selama 5 tahun, membangun 500 Desa Makmur Peduli Api merupakan langkah jitu untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Biaya ini mungkin jauh lebih sedikit dari total kerugian yang didapat APP ketika kebakaran hutan pada tahun-tahun sebelumnya, namun ini merupakan solusi yang menguntungkan semua pihak.
Dengan DMPA, mata pencaharian masyarakat yang awalnya banyak melakukan perambahan hutan, melakukan praktek illegal logging, melakukan praktek pembakaran hutan, sampai praktek jual beli lahan yang semuanya berpotensi menyebabkan kebakaran hutan bisa diminimalisir dengan memberikan alternatif mata pencaharian baru kepada para masyarakat tersebut.
Kebakaran hutan memang masih menjadi momok bagi perusahaan hutan tanaman industri seperti APP. Namun tak ada cara yang lebih efisien selain mencegah. Sama seperti kata pepatah jaman dulu, lebih baik mencegah daripada mengobati.