"Ada yang tidak beres dengan hotel ini Can. Aku merasakannya sejak di pintu masuk," kata Nindy agak berbisik. "Coba dengar baik-baik, apakah kaudengar bising lalu lintas di bawah? Tidak kan? Padahal jaraknya begitu dekat dengan tempat kita sekarang..."
Tadi pagi pun aku merasa aneh tetapi melupakannya. Karena posisi meja kami paling ujung, aku hanya perlu berjalan sedikit ke tepi bangunan untuk melihat lalu lintas di bawah.
"Lihat..." ujar Nindy, "Tidak masuk akal jika kita tidak mendengar bisingnya dari sini... Dan, hei... Coba perhatikan mobil bak terbuka yang membawa karangan bunga itu!"
"Itu... Mitsubishi T120SS..."
"Dan di belakangnya?"
"Toyota Vios hitam, lalu Suzuki Carry abu-abu..."
Nindy menarik tanganku, "Ayo kita kembali duduk dan menunggu beberapa saat!"
"Apaan sih?" Â
Nindy tampaknya lebih suka bermain teka-teki. Si Lima Tahun masih asyik dengan jus alpukatnya.
"Kita menginap di sini ya, Pa?" tanyanya.
"Iya, Dek. Tapi nunggu Om Arif dulu ya sebelum ke kamar."