Mohon tunggu...
HERI HALILING
HERI HALILING Mohon Tunggu... Guru - Guru

Heri Haliling nama pena dari Heri Surahman. Kunjungi link karyanya di GWP https://gwp.id/story/139921/perempuan-penjemput-subuh https://gwp.id/story/139925/rumah-remah-remang https://gwp.id/story/139926/sekuntum-mawar-dengan-tangkai-yang-patah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pion Langit

11 Agustus 2024   21:29 Diperbarui: 11 Agustus 2024   21:30 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di saat Bidin melamun dengan apa yang ia alami sore ini, tiba-tiba sebuah motor merk Supra berhenti. Seorang lelaki turun dari sana. Ia kenal lelaki itu. Wajahnya kusut bernuansa muram. Lelaki itu bernam Basran. Ia adalah suami Rini, adiknya.

“Pulang kau?” tegur Bidin.

Basran tak menjawab. Ia terus berjalan masuk.

Di dalam terdengar beberapa percakapan. Bidin masih waras telinganya. Di teras itu ia menyimak.

“Gimana Kak?” suara Rini.

“Gimana apanya? Kau selalu mendesakku dengan hal itu. Ini aku baru pulang. Buatkan kopi saja dulu.”

“Iya sebentar?”

Sesaat kemudian Rini telah kembali dengan secangkir kopi.

“Ya wajar bukan jika aku bertanya begitu. Kasian Kak anakmu yang kecil-kecil ini.”

“Aku sudah coba Rin!” suara Basran meninggi. “Kau nggak ngerasa sih sulitnya cari kerja yang pas di Banjarmasin.”

“Sekarang bukan perkara pas atau tidak Kak. Tapi yang terpenting jalani dulu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun