Secara administrasi pengelolaan sumberdaya alam (SDA) yang masuk kategori milik umum, dalam sistem ekonomi islam menggunakan sistem sentralisasi. Artinya, SDA yang ada di sebuah negeri bukan hanya milik negeri tersebut, tetapi milik seluruh kaum muslim. Setelah negeri tersebut terpenuhi kebutuhannya, SDA tersebut akan dialokasikan ke negeri-negeri lain yang membutuhkan sehingga akan terjadi pemerataan pemanfaatan SDA.Â
Islam memiliki sistem ekonomi yang menjamin kesejahteraan rakyat individu per individu. Dalam Islam menjadikan pengelolaan SDA oleh negara yang akan menjadi sumber pemasukan untuk memberikan layanan publik berkualitas dan gratis Sistem ekonomi ini perrnah diterapkan sekitar 12 abad lebih di bawah naungan khilafah islam. Islam pernah membuktikan bahwa umat islam menjadi rahmat bagi seluruh dunia dalam kurun waktu tersebut. Bahkan sejarah mencatat Amerika Serikat pernah dibantu oleh Kekhilafahan Utsmani.
Hal ini dapat dilihat  dari surat ucapan terima kasih dari Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim Khalifah ke sana yang sedang dilanda kelaparan ( pasca perang dengan inggris ) abad ke-18.
      Kesenjangan sosial dan kemiskinan sistematis penduduk dunia saat ini adalah karena diterapkannya sistem kapitalisme sekuler dalam kehidupan. Karenanya, sudah saatnya kita tinggalkan dan taubatan nasuha kembali pada islam secara menyeluruh. Gambaran kesejahteraan yang ditorehkan kejayaan islam menyinari berbagai belahan dunia. Kemakmuran di dalam negeri hingga mambu membantu bencana kelaparan di luar negeri. Tidakkah kita merindukannya?. Cukuplah firman Allah dalam QS. Al-A'raf : 96 sebagai kabar gembira, yang berbunyi :
"Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI