Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismillah, Menulis Seputar Hukum dan Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Satuan Tugas Anti Rasuah (9) : Hati Yang Terus Bergetar

19 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diilhami oleh Kisah Nyata sebagai Penyidik KPK : Satuan Tugas Anti Rasuah (9)

Pengungkapan skandal korupsi, psikis saat transisi regulasi, di-mix dengan haru biru sisi manusiawi penyidik yang juga butuh akan cinta.

Episode : Hati Yang Terus Bergetar

Mutia dan Ratnia jogging di Taman Suropati. Tidak jauh dari kantor Lembaga Anti Rasuah. Sabtu dan Minggu, bila tidak ada tugas-tugas khusus, mereka libur. Tidak memungkinkan bila harus mudik ke kampung halaman mereka yang jauh nun di sana. Week end, diisi sekedar jalan ke Pasar Festival atau nonton film di Setia Budi Tweenty-One.

Seperti Sabtu ini, mereka jalan mengitari Taman Suropati. Sudah banyak warga yang juga menggunakan fasilitas tersebut untuk sekedar berjalan santai, berlari kecil, main badminton ataupun sekedar duduk di kursi taman. Sangat rimbun di tempat tersebut. Seputar Taman Suropati memang diteduhi oleh tetumbuhan yang usianya bisa dari puluhan atau ratusan tahun. Banyak bangunan kuno di sana, bahkan beberapa diantaranya sebagai heritage yang dilindungi sebagai cagar budaya. Arsitektur Belanda sangat kentara dan nampak kokoh serta megah. Beberapa kantor kedutaan besar, banyaknya dari Timur Tengah dan Afrika di situ.

Setelah hampir dua puluh menit berjalan mengitari taman, Mutia dan Ratnia menambah ritme Langkah mereka. Berharap tetesan keringat menjadi lebih banyak. Sebagaimana himbauan medis, berjalan kaki 30 menit minimal dengan kuantitas minimal lima kali dalam seminggu bisa menyehatkan badan.

" Tiga menit lagi di angka 30. " Suara Mutia.

" Kita tambahi lima menit. "

" Okey. "

Keduanya bersemangat. Lebih bersemangat lagi ketika Mutia mengucap sebuah nama.

" Bang Alan sedang apa ya, jogging juga kali. "

Ratnia sangat memahami bahwa sahabatnya itu, sangat senang dan nyaman membicarakan perihal Alan. Dia memaklumi. Walau sebenarnya, ada sesuatu yang ingin ia sampaikan pada Mutia perihal Alan, namun sepertinya belum saatnya.

Sedikit banyak, Ratnia yang penyidik itu, lebih-lebih Kasatgasnya adalah satu angkatan dengan Alan, sangat mengerti siapa Alan. Dari sinilah, beberapa bagian kisah hidup Alan, pernah diceritakannya pada Ratnia. Namun, sepertinya Ratnia masih beranggapan, biarlah semua mengalir seperti air. Melihat betapa bersemangat dan senang hati sahabatnya, ketika di sela-sela aktifitas di luar kota, nama Alan disinggung-singgung.

" Tentu kalo ingin sehat, siapapun tidak suka mager bila libur. " Komentar Ratnia.

" Tapi Bang Alan kurang suka jogging. "

" O ya?"

" Saat tugas luar, dia lebih suka nge-gym atau renang. "

Keduanya sudah memperlambat langkah sebelumnya akhirnya duduk di salah satu kursi taman.

Dari wajahnya yang berbinar ketika nama Alan disebut, yakinlah, Ratnia sudah bisa menebak bahwa sahabatnya tersebut ada hati dengan Alan. Ia ingin itu berproses, meski ....

" Di sebuah kesempatan, saya pernah tahu Bang Alan mencuri pandang ke saya. "

" Oy ya? Kapan itu?"

" Saat di dalam pesawat. Kebetulan duduk berseberangan, Kami sama-sama di kursi bagian lorong. Dalam perjalanan Jakarta-Sulawesi yang melelahkan, saat saya akan memejamkan mata, saya tidak sadar kalau saya menoleh ke arah Bang Alan. Wow, saat itu mata Bang Alan juga tengah ke arah pada saya...."

"Terus?"

" Saya jadi salah tingkah. "

" Terus?"

" Ya, terusnya blingsatan. " Mutia tersenyum kecil, mengingat kejadian tersebut. Sebuah kejujuran yang bagi Ratnia kian meneguhkan bahwa sahabatnya tersebut menaruh harap pada Alan.

******
Alan baru menerima telpon dari seseorang. Setelah pembicaan selesai, Alan menghubungi seseorang lainnya.

" Jon, di mana sekarang?"

Jon yang dimaksud Alan adalah Jono, rekan satu teamnya. Alan dan yang lainnya, lebih suka memanggil Jono Ardiyansyah Putra dengan sebutan "Jon."

" Di rumah Bang. "

" Sebaiknya cutimu ditunda, besok ada rapat dengan Deputi. "

" Baik Bang, bisa diatur kok, rencana cuti besok hanya ingin merefresh diri saja. Bila tugas memanggil, tentu harus siap. "

Alan paham karakter Jon, maka, meskipun tahu sudah mengajukan cuti besok, karena ada rencana rapat dadakan tadi, info dari Direktur, Alan tidak ragu menyampaikannya pada Jon. Terlebih tadi lewat telpon Direktur menyampaikan substansi kisi rapat.

" Deputi ingin diekspose bukti-bukti aliran dana, invoice maupun dokumen terkait pembayaran. "

" Baik Bang. "

Meskipun sudah menjadi bagian dari progress penanganan perkara, tetap saja harus dipersiapkan. Tahap awal, besok rapat dengan Deputi, baru Senin direncanakan ekspose progress perkara dengan Pimpinan dan Unit Kerja Supporting. Alan melihat ke arah kalender yang nempel di rumahnya.

" Jon, ingatkan juga Haris dan Farid, minggu depan masa penahanan tersangka Direktur Utama dan pihak swasta habis. Jangan lupa. "

" Tentu Bang, tadi pagi saya lihat Farid sudah mulai bikin drafnya-Bang. "

" Ok. Besok bila harus terinci, Kamu yang expose khusus aliran. Itu menggunakan flowchat yang sudah kita diskusikan minggu lalu. "

Alan mengingatkan. Di seberang Jon mengangguk.

Dalam perkara yang tengah ditangani, meskipun terhadap tersangka sudah dilakukan penahanan, namun bukti aliran dana serta kick-back, atau fee yang diterima perlu pendalaman lebih jauh. Terlebih diperoleh informasi juga, atas uang haram tadi, dibelikan aset-aset berumah rumah mewah di beberapa negara, seperti Ameriksa, Singapura dan Australia.

Karena hal inilah, Alan menghubungi juga seorang koleganya dari Unit Pelacakan Aset, Trully.

" Ada progress terkait aset tersangka Direktur tidak, Ully? Besok ada rapat terkait itu."

" Belum ada Bang, masih seperti yang dua hari saya sampaikan ke Abang. Mungkin minggu depan, bisa dipertajam lagi, karena ini on progress. Daripada nanggung, lebih baik setelah semua final saja Bang. "

" Baik kalua begitu. Terima kasih ya, Ully. "

Masing-masing Satgas mempunyai Unit Kerja yang selalu nempel  in-charge. Mereka Unit Supporting yang beranggota dengan latar belakang akuntan publik, arsiparis maupun bidang terkait dengan pelacakan aset. Masih muda-muda usianya, rata-rata fresh graduate, sehingga memiliki semangat dan mobilitas yang tinggi.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun