Diilhami oleh Kisah Nyata sebagai Penyidik KPK : Satuan Tugas Anti Rasuah (8)
Pengungkapan skandal korupsi, psikis saat transisi regulasi, di-mix dengan haru biru sisi manusiawi penyidik yang juga butuh akan cinta.
Episode : Getar Hati Diantara Tugas
Â
Melanjutkan pemeriksaan  di Surabaya ini, Alan lebih fokus pada bagaimana proses pembayaran atau transaksi yang dilakukan. Saksi yang dimintai keterangan mantan Direktur Keuangan sebuah maskapai. Pengadaan armada berupa beberapa pesawat, yang melibatkan pihak ke tiga, diduga penuh dengan siasat korup.
Sebuah media melaporkan perihal perkara yang ditangani Alan. Kutipannya sebagai berikut : Tersangka bersama Dewan Direksi  dan seorang Kapten Pilot yang menjabat Direktur Operasional memerintahkan tim pemilihan untuk membuat analisis dengan menambahkan subkriteria dengan mempergunakan pendekatan net present value (NPV) dengan tujuan agar jenis pesawat dari perusahaan tertentu dimenangkan atau dipilih," Demikian tulis media tersebut.
Alan nampak serius meminta keterangan saksi. Demikian juga Jono, Haris dan Farid. Mereka fokus dengan pertanyaan dan sesekali menunjukan dokumen yang dikeluarkan dari container kecil berisi barang bukti dokumen atau yang lainnya. Salah satu cara untuk menguatkan pembuktian, penyidik acapkali mengaitkan materi pertanyaan dengan didukung pada bukti yang ditunjukan langsung kepada saksi.
Jono mengeluarkan alat untuk memutar suara yang outputnya tersalur melalui wifi. Ia akan memperdengarkan rekaman berisi percakapan.
" Sebentar lagi Saudara akan saya perdengarkan rekaman percakapan, silakan cermati dan nanti akan saya berikan pertanyaan terkait dengan percakapan dalam rekaman tersebut."
Saksi yang diperiksa Jono sudah memasang alat pendengar di telinga. Sebentar kemudian Jono sudah memperdengarkan rekaman percakapan tersebut. Jono juga menggunakan headset untuk mendengarkan juga rekaman percakapan yang sudah diintegrasikan dengan materi pertanyaan dalam Berita Acara Pemeriksaan.
Ada sekitar lima menit rekaman itu diputar.
" Coba sekali lagi, saya perdengarkan kembali. Agar Saudara perhatikan kembali. Bila perlu alat bantu tulis, ini saya persiapan kertas dan alat tulisnya. "
Jono menyodorkan kertas dan sebuah bolpoit. Saksi menerima dan menulis sesuatu di atas kertas tersebut. Hanya satu atau dua kata. Mungkin sebagai reminder saja atas apa yang akan ia sampaikan nantinya.
Di sisi lain, Mutia memastikan bahwa kamera yang tadi sudah dipasang dengan tripod pada posisinya yang benar, bisa merekam dan mengambiil gambar dari sudut yang besar untuk kegiatan pemeriksaan hari itu. Salah satu SOP yang dilakukan selama pemeriksaan saksi atau Ahli maupun tersangka adalah harus terdokumentasikan secara lengkap. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemeriksaan tadi berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku.
" Bagaimana, siapa yang terlibat dalam rekaman yang telah Saudara dengarkan barusan? Kapan dan dimana itu terjadi, dalam konteks apa percakapan tersebut? " begitu pertanyaan Jono beruntun. Pertanyaan khas penyidik yang sering menggabungkan beberapa pertanyaan dalam satu rangkaian.
" Yang terlibat dalam percakapan tersebut adalah saya dengan Pak Dirut, terjadi setelah acara rapat, sekitar bulan Agustus. Konteks percakapan, adalah untuk menanyakan kembali beberapa hal terkait dengan pembayaran, invoice yang tadi ditunjukan kepada saya. "
Dengan lancar saksi memberikan keterangan. Jari jemari Jono, dengan lincah menuliskan apa yang dikatakan saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan.
*****
Untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal, Alan melakukan pengecakan kembali tumpukan Berita Acara Pemeriksaan yang sudah ditanda tangani para saksi. Kemudian, mengecek juga barang bukti berupa dokumen yang dibawa, sebelum dimasukan kembali ke container. Sebuah proses yang harus dilakukan, cek and re cek, agar tidak terjadi dokumen terselip atau hilang atau terbawa oleh saksi yang diperiksa.
Setelah semua dipastikan beres, Satgas Anti Rasuah dengan Alan sebagai leader, meninggalkan Kantor Pemeriksaan. Dengan dua taxi mereka menuju ke Bandara. Kali ini, Mutia duduk di sebelah sopir taxi dan Alan duduk di belakang kemudi. Seperti itulah selalu bila mereka dalam perjalanan. Menempatkan perempuan untuk duduk di depan, sebagai sebuah penghormatan. Awalnya Mutia risih dan menolak, karena menganggap Alan yang lebih pantas duduk di depan.
" Sudah, masalah sepele, namun menjadi sebuah penghormatan bagi perempuan. " begitu ucap Alan. Mutia memahami dan ketika hal tersebut menjadi bahan obrolan di kantor, memang begitulah tradisinya. Sejak itu, tanpa sungkan bila akan naik mobil kantor atau taxi saat di luar kota, Mutia langsung buka pintu yang depan dan Alan atau rekan satgas yang lainnya duduk di belakang.
Sepanjang perjalanan ke Bandara, entah sadar atau tidak, sekitar empat kali Mutia melirik ke Alan melalui pantulan bagian belakang HP-nya. Ketika yakin dalam pantulan itu Alan sedang melihat ke arah luar, mata Mutia beralih melihat langsung ke kaca di atas dash board.
Apa yang dilakukan Mutia, bukan kali ini. Ia, kerap memperhatikan Alan. Ia juga kerap, menunjukan perhatian yang ia harap bersambut dari Alan. Tapi yang Mutia rasakan, Alan selalu datar dan tidak lebih dalam memberikan perhatian sebagai seorang leader kepada rekan-rekannya dalam satu team.
Apa yang sebenarnya dirasakan oleh Mutia terhadap Alan? Bukankah justru Farid kerap kali menunjukan perhatian pada Mutia? Tidakkah Mutia merasakan itu?
Bagi Mutia, tiga tahun bersama dalam satu team dengan Alan, yang ia rasakan bukan hanya ujud perhatian pada tugas. Namun, entah mengapa ada sebuah kenyamanan bila bisa ada kesempatan untuk berdua dengan Alan. Meskipun, berdua dalam konteks rangkaian tugas. Misalnya saat makan di resto hotel, di lobi saat menunggu kumpulnya rekan satu team untuk berangkat ke sebuah tempat, atau pada saat di kantor.
Jujur, sosok Alan seperti sosok yang dirindukan Mutia. Sebagai perempuan dengan usia mendekati dua puluh enam tahun, sangat manuawi memiliki ketertarikan pada lelaki. Walau lelaki itu, belum ditangkap ada sinyal yang membuatnya bahagia. Namun, Mutia memiliki keyakinan, ia tidak akan bertepuk sebelah tangan.
Hanya kepada sahabatnya yang juga tinggal dalam kos yang sama, Mutia berkeluh isi hatinya.
" Jangan terlalu jauh menafsirkan perhatian Bang Alan. " Suara Ratnia, sahabatnya. Meski satu Angkatan induksi, Ratnia masuk dalam jajaran Penyidik. Saat tes, kompetensi Ratnia memenuhi persyaratan untuk menjadi penyelidik. Satu tahun di penyelidik, ada alih fungsi jabatan. Lembaga Anti Rasuah membutuhkan Penyidik Internal. Ratnia ikut salah satu mereka yang seleksi. Lolos. Hanya saja, Ratnia tidak bergabung di Satgasnya Alan.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H